Sourdough Bisa Bantu Stabilkan Gula Darah, tapi Tetap Harus Batasi Porsi

Roti sourdough kerap dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan roti putih biasa. Ketahui dampak mengonsumsi sourdough terhadap gula darah tubuh.
Roti sourdough kerap dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan roti putih biasa. Ketahui dampak mengonsumsi sourdough terhadap gula darah tubuh.

JakartaSourdough semakin populer sebagai pilihan roti yang dianggap lebih bersahabat bagi kesehatan, terutama bagi orang yang ingin menjaga kestabilan gula darah.

Keunggulan ini tidak terlepas dari proses fermentasinya yang alami dan berlangsung lebih lama dibandingkan roti biasa. Fermentasi tersebut membuat sourdough memiliki sifat yang berbeda dari roti putih pada umumnya.

Karena proses pencernaannya lebih lambat, sourdough cenderung tidak memicu kenaikan gula darah yang drastis setelah dikonsumsi. Lalu, apa sebenarnya pengaruhnya terhadap gula darah?

Dampak sourdough terhadap gula darah

Mengutip Verywell Health, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan fermentasi — termasuk roti sourdough — dapat membantu kendali gula darah sekaligus meningkatkan sensitivitas insulin, terutama pada individu dengan diabetes atau pradiabetes.

Dalam sebuah tinjauan terhadap 18 uji klinis, sourdough diketahui memicu lonjakan glukosa yang lebih rendah pada 60 hingga 120 menit setelah makan dibandingkan roti fermentasi industri maupun larutan gula.
Hasil ini menunjukkan bahwa sourdough, terlebih bila dibuat dari gandum utuh, bisa menjadi pilihan roti yang lebih ramah bagi gula darah.

Mengapa sourdough bisa lebih stabil?

Fermentasi pada sourdough menghasilkan asam organik yang ikut memperlambat proses pencernaan karbohidrat.
Dampaknya, kenaikan glukosa dan insulin terjadi lebih bertahap, bukan melonjak tajam. Insulin sendiri adalah hormon yang bekerja menurunkan kadar gula setelah makan.

Perbedaan utama sourdough dan roti biasa

Sourdough dibuat dengan fermentasi alami yang lebih panjang. Mikroorganisme di dalamnya membantu memecah sebagian pati dan gluten, sehingga teksturnya khas dan indeks glikemiknya cenderung lebih rendah.

Sebaliknya, banyak roti putih dibuat dengan ragi instan dan fermentasi cepat. Akibatnya, pati lebih mudah dicerna tubuh dan dapat memicu lonjakan gula darah lebih tinggi.

Tetap perlu bijak mengonsumsi

Meski lebih bersahabat untuk gula darah, sourdough bukan berarti boleh dikonsumsi tanpa batas.
Lebih baik:

pilih sourdough berbahan gandum utuh,

konsumsi secukupnya,

padukan dengan sumber protein atau lemak sehat agar kenyang lebih lama.

Dengan cara tersebut, manfaatnya bagi kontrol gula darah bisa lebih optimal.(BY)