Lubukbasung – Akses menuju Nagari Sungai Landia, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, akhirnya kembali terbuka setelah delapan hari terisolasi akibat tanah longsor yang memutus jalur dari dua arah.
“Alhamdulillah, setelah delapan hari, jalan dari arah Bukittinggi–Balingka sudah bisa dilalui oleh sepeda motor,” ujar Wali Nagari Sungai Landia, Refli Suhelmi, Rabu (3/12).
Wilayah tersebut sebelumnya terputus total akibat longsor besar di kawasan Pintu Angin yang menimbun ruas jalan utama. Pembukaan akses dilakukan menggunakan dua alat berat serta dukungan gotong royong warga bersama pemerintah nagari.
Refli menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, tiga rumah terseret longsoran dan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (27/11). Selain itu, terdapat 10 titik longsor di jalan desa dan 15 titik longsor di jalan provinsi.
“Kawasan kami berada di daerah perbukitan dan dekat aliran sungai, sehingga sangat rentan terhadap longsor,” jelasnya.
Dengan terbukanya kembali jalur tersebut, sekitar 1.500 warga dari tiga jorong kini dapat kembali menerima bantuan dan memulai aktivitas harian. Meski begitu, kerusakan infrastruktur masih cukup berat.
“Sebanyak 16 saluran irigasi rusak parah. Mayoritas warga bekerja sebagai petani, jadi bantuan sembako sangat diperlukan sampai mereka bisa kembali panen,” ungkap Refli.
Posko bantuan di kantor nagari masih aktif menyalurkan logistik menggunakan becak motor. Puluhan mahasiswa dan relawan juga turun membantu membersihkan jalan serta rumah warga yang terdampak longsor dan banjir bandang.
Warga berharap aliran listrik dan jaringan telekomunikasi yang masih padam segera diperbaiki.
“Untuk menghubungi keluarga, kami harus berjalan lima kilometer melalui jalur terjal demi mendapatkan sinyal. Listrik juga mati, jadi kami terpaksa menggunakan lilin,” kata Nurani, warga Jorong Ranah Sungai Landia.(des*)












