Jakarta – Militer Thailand menginstruksikan warga di empat provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja untuk mengungsi ke lokasi-lokasi perlindungan. Langkah ini diambil menyusul meningkatnya ketegangan di kawasan perbatasan yang dalam beberapa hari terakhir berubah menjadi bentrokan bersenjata.
Menurut laporan surat kabar Thailand, Khaosod, kontak senjata terjadi setelah tembakan dari arah Kamboja mengenai pasukan Thailand dan menyebabkan dua tentaranya terluka.
Namun, media Kamboja Khmer Times membantah klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa justru pasukan Thailand yang lebih dulu melepaskan tembakan ke arah tentara Kamboja.
Ketegangan di garis batas kedua negara, yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, memuncak menjadi konflik terbuka pada 24 Juli. Insiden ini melibatkan saling serang artileri hingga operasi udara, dan menewaskan puluhan warga sipil dari kedua belah pihak.
Pada 4 Agustus, Thailand dan Kamboja akhirnya menyepakati gencatan senjata, yang kemudian diperkuat dengan perjanjian pelaksanaannya beberapa hari setelahnya.
Kesepakatan tersebut tercapai melalui mediasi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN, bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Keduanya turut hadir menyaksikan penandatanganan deklarasi damai antara Thailand dan Kamboja di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur.(des*)












