Jakarta – Untuk penderita kolesterol tinggi, pengaturan pola makan menjadi fondasi utama dalam menjaga kesehatan. Jika kadar kolesterol dibiarkan melonjak tanpa kontrol, risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan gangguan kardiovaskular lainnya dapat meningkat tajam.
Selain membatasi asupan lemak jenuh, para ahli juga menekankan pentingnya mengurangi makanan yang kaya gula serta garam. Meski makanan berkolesterol tinggi dapat langsung menaikkan kadar LDL atau kolesterol jahat, konsumsi makanan olahan yang sarat gula dan natrium juga dapat memperburuk kondisi metabolik seseorang.
Dampak Gula dan Garam terhadap Kesehatan Jantung
Kelebihan gula tidak hanya dikaitkan dengan diabetes, tetapi juga berhubungan dengan kenaikan kolesterol dan penumpukan lemak dalam tubuh. Di sisi lain, konsumsi garam yang berlebihan dapat memicu hipertensi. Kedua kondisi tersebut — diabetes dan hipertensi — merupakan faktor risiko utama dari berbagai penyakit kardiovaskular.
Fenomena yang kini mengkhawatirkan adalah meningkatnya kasus tekanan darah tinggi pada usia muda. Pola konsumsi makanan siap saji serta minuman kemasan menjadi salah satu faktor pemicunya.
Secara umum, asupan gula, garam, dan lemak yang berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM), termasuk tekanan darah tinggi, serangan jantung, kolesterol tinggi, hingga stroke.
Menurut laporan The Global Burden of Disease and Injuries Collaborators 2020, penyakit tidak menular menyumbang sekitar 80 persen kasus kematian di Indonesia, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Batas Aman Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk menerapkan batasan konsumsi harian melalui panduan G4 G1 L5, yaitu:
G4 – Gula maksimal 50 gram atau setara 4 sendok makan per hari.
G1 – Garam maksimal 2.000 mg natrium atau sekitar 1 sendok teh (5 gram) per hari.
L5 – Lemak maksimal 67 gram atau sekitar 5 sendok makan minyak per hari.
Pengaturan konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) menjadi langkah pencegahan penting dalam menjaga fungsi jantung dan mengurangi risiko penyakit serius di kemudian hari.(BY)












