Jakarta — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai bahwa sektor otomotif masih memerlukan dukungan berupa insentif untuk mendorong kembali daya beli masyarakat. Namun, bantuan tersebut tidak dapat diberikan untuk semua kategori kendaraan.
Industri otomotif disebut sedang berada dalam tekanan akibat perlambatan ekonomi beberapa tahun terakhir. Situasi ini memunculkan kekhawatiran terhadap stabilitas usaha dan berpotensi meningkatkan risiko terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut Kemenperin, keberadaan insentif menjadi faktor penting untuk menghidupkan kembali pasar serta menjaga kesinambungan industri otomotif nasional, sehingga aktivitas ekonomi tetap bergerak.
“Tidak tepat jika kita menilai industri otomotif sedang kuat hanya karena adanya pertumbuhan di sebagian kecil segmen pasar. Kami melihat insentif masih diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut,” ungkap Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam pernyataannya, dikutip Jumat (5/12/2025).
Febri menjelaskan, insentif berdampak langsung kepada konsumen karena membuat harga kendaraan lebih terjangkau, terutama bagi kelompok masyarakat menengah hingga menengah ke bawah.
Oleh sebab itu, Kemenperin mengusulkan agar insentif diarahkan pada jenis kendaraan yang dinilai paling tepat sasaran—yakni segmen dengan kontribusi besar dan proporsi komponen lokal yang tinggi.
“Meski jenis, bentuk, dan sasaran insentif masih dalam proses perumusan, arahnya kemungkinan besar akan fokus pada pasar menengah-bawah, dengan mempertimbangkan nilai TKDN,” jelasnya.
Berdasarkan data Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), periode Januari–Oktober 2025 mencatat penjualan wholesales kendaraan bermotor sebesar 635.844 unit, turun 10,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, produksi juga melemah menjadi 957.293 unit, dibandingkan 996.741 unit pada 2024.
“Jika tidak ada kebijakan intervensi, tekanan terhadap industri bisa semakin berat dan berpotensi mengganggu struktur sektor ini secara menyeluruh,” tutup Febri.(BY)
