Jakarta,Fativa.id,
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa kerjasama antar negara hari ini menjadikan rumah bagi semua manusia dan mengandung nilai kemanusiaan yang luhur.
Dalam dialog menghadirkan sejumlah tokoh lintas agama sebagai pembicara, antara lain Menteri Agama periode 2014–2019 Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Jacklevyn Frits Manuputty, Ketua Umum Permabudhi Philip Kuntjoro dan sejumlah tokoh lainnya.
Dalam acara ini, enam tokoh agama Indonesia menyampaikan pandangan mengenai hubungan manusia dengan alam. Para tokoh agama sepakat, seluruh agama memiliki ajaran sama tentang penciptaan, penjagaan kehidupan, serta larangan melakukan kerusakan terhadap alam.
Diharapkan peserta dialog dan masyarakat mendapat pemahaman yang lebih luas tentang kerukunan umat beragama, yang tidak hanya menyangkut relasi antarmanusia, tetapi juga hubungan antara manusia dengan alam. Pada kesempatan yang sama, Kemenag juga menandatangani nota kesepahaman dengan Muslim World League sebagai bentuk penguatan kerja sama.
Acara dialog ini dihadiri ratusan peserta dari pejabat Kemenag, serta tokoh lintas agama, akademisi, hingga komunitas keagamaan.
Ekoteologi sebagai Fondasi Kerukunan Baru.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa nilai keimanan tidak dapat dipisahkan dari sikap manusia terhadap lingkungan. Ia menyebut bahwa perilaku merusak alam seperti pembakaran hutan atau pembuangan sampah sembarangan bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pengingkaran terhadap amanah moral sebagai penjaga bumi.
“Tidak mungkin seseorang mengaku beriman secara utuh jika masih merusak lingkungan.
Nasaruddin menambahkan bahwa ekoteologi telah ia gagas, dan kini relevansinya semakin kuat seiring meningkatnya krisis ekologis.












