Jakarta — Xiaomi melaporkan hasil keuangan kuartal ketiganya dan turut memberikan peringatan penting bagi konsumen. Perusahaan menyebut bahwa kenaikan harga komponen, khususnya chip memori, akan berdampak langsung pada banderol ponsel pintar di masa mendatang.
Xiaomi sendiri telah melakukan penyesuaian harga pada beberapa perangkat mereka, termasuk seri K90 yang baru diluncurkan. Kebijakan ini menimbulkan kekecewaan sejumlah pengguna karena harga yang dirasa melonjak cukup signifikan.
Kenaikan harga komponen memori dipicu oleh meningkatnya kebutuhan pasar kecerdasan buatan (AI). Produsen besar seperti Samsung kini mengalihkan fokus produksi memori ke sektor pusat data untuk mendukung teknologi AI, sehingga pasokan untuk perangkat mobile menjadi lebih terbatas.
Presiden Xiaomi, Lu Weibing, menjelaskan bahwa kondisi tersebut akan membuat perangkat smartphone semakin mahal pada tahun depan.
“Saya memprediksi tekanan biaya tahun depan akan jauh lebih besar dibandingkan tahun ini. Pada akhirnya, konsumen kemungkinan akan melihat kenaikan harga ritel yang cukup signifikan. Sebagian beban memang harus ditutup melalui peningkatan harga, namun itu pun belum tentu cukup,” ungkap Lu, dikutip dari Reuters.
Ia juga menambahkan bahwa tren kenaikan harga ponsel pintar diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2026. Jika proyeksi ini terbukti benar, perangkat smartphone bisa menjadi jauh lebih mahal daripada harga saat ini, yang sudah meningkat dibanding beberapa tahun terakhir.(BY)












