Jakarta — Akses Jembatan Besuk Kobokan dan jalur nasional Lumajang–Malang mulai berangsur pulih setelah erupsi Gunung Semeru. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali mengerahkan personel serta berbagai peralatan untuk membuka kembali jalur vital tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan bagian penting dalam penanganan darurat di kawasan terdampak. Menurutnya, seluruh peralatan teknis di lingkungan kementerian telah dipersiapkan untuk memastikan mobilitas masyarakat segera kembali normal.
“Kami memastikan seluruh dukungan peralatan dari balai teknis siap digerakkan kapan pun dibutuhkan, baik untuk membuka akses maupun mendukung proses evakuasi,” ujar Dody, Minggu (23/11/2025).
Di sisi lain, Kepala BBPJN Jatim–Bali, Javid Hurriyanto, menjelaskan bahwa pembersihan material abu vulkanik pada ruas jalan nasional dan jembatan, termasuk kawasan Jembatan Besuk Kobokan, telah dilakukan sejak Sabtu (22/11/2025) pagi.
“Tim kami siaga penuh untuk menjamin akses tetap aman. Jembatan Besuk Kobokan sudah dapat dilalui setelah dilakukan pembersihan dari abu vulkanik,” jelasnya.
Meski begitu, aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang masih tinggi membuat seluruh perangkat teknis tetap bersiaga. Pemantauan terus dilakukan terhadap kondisi jembatan dan jalan nasional di sekitarnya untuk mengantisipasi potensi gangguan lanjutan.
Untuk membuka akses lebih cepat, Kementerian PU mengerahkan sejumlah peralatan, antara lain dua ekskavator, satu loader, satu mobil tangki air, serta dua dump truck. Pada hari ini, loader dan tangki air difokuskan untuk pembersihan material vulkanik di area jembatan.
Sementara itu, peralatan lain tetap disiagakan menunggu instruksi BPBD Jawa Timur, mengingat hasil asesmen menunjukkan masih adanya zona berbahaya di sekitar Semeru yang berstatus Level IV Awas.
Mulai Senin, 24 November 2025 pukul 07.00 WIB, penanganan material vulkanik akan dilakukan lebih masif. Total 10 unit alat berat diterjunkan, terdiri dari tujuh ekskavator, dua loader milik BBWS Brantas, serta satu dozer dari Dinas PU SDA Jawa Timur.
Peralatan tersebut ditempatkan di titik-titik kritis aliran material vulkanik. Operasi dilakukan secara terpadu bersama BPBD dan tim teknis lain dengan fokus pada lokasi yang berpotensi mengganggu konektivitas jalan nasional dan keamanan jembatan, termasuk alur sungai yang mengarah ke Jembatan Besuk Kobokan.
Tahap awal pekerjaan meliputi pembuatan sudetan sepanjang 500 meter untuk mengarahkan aliran material vulkanik serta peninggian tangkis sebagai perlindungan tambahan bagi permukiman dan infrastruktur hilir. Targetnya, pekerjaan awal dapat diselesaikan dalam satu hari sebelum dilanjutkan dengan tahap lanjutan sesuai perkembangan aktivitas Semeru.
Melalui langkah darurat ini, pemerintah berharap fungsi konektivitas Jembatan Besuk Kobokan dan jalur Lumajang–Malang tetap terjaga, sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan lebih aman meski erupsi Semeru masih berlangsung. (des*)












