Berita untuk Anda
RedaksiArsip

40 Tahun Akses Sekolah Terhambat Jembatan Rusak

Sejumlah siswa SDN melintasi jembatan bambu lapuk dan nyaris ambruk menuju sekolah.
Sejumlah siswa SDN melintasi jembatan bambu lapuk dan nyaris ambruk menuju sekolah.

Jakarta – Sejumlah siswa SDN Cikadongdong 2 di Desa CikadongdongKecamatan CikeusikKabupaten PandeglangBanten, harus menempuh risiko besar setiap hari demi bisa bersekolah. Mereka terpaksa melewati jembatan bambu yang lapuk dan nyaris ambruk, satu-satunya jalur menuju sekolah setelah jembatan utama ambles ke dasar sungai.

Jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh warga itu kini menjadi rute berbahaya bagi para pelajar, terutama saat musim hujan. Kondisinya yang licin dan goyah meningkatkan risiko kecelakaan bagi siapa saja yang melintas.

“Kami setiap hari lewat jembatan itu. Sangat menakutkan saat hujan karena licin dan bergoyang,” ungkap Alif, salah seorang siswa SDN Cikadongdong 2, Senin (10/11/2025).

Kondisi ini ironisnya telah berlangsung lebih dari 40 tahun, namun belum mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk membangun kembali akses yang layak.

Kepala Desa Cikadongdong, Teti Sumiati, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkali-kali mengusulkan pembangunan jembatan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) maupun Musrenbang Kecamatan (Musrenbangkec), tetapi hingga kini belum terealisasi.

“Kami sudah mengajukan berkali-kali, namun belum ada tindak lanjut. Padahal situasinya sangat mendesak,” ujar Teti.

Warga berharap pemerintah daerah maupun pusat segera mengambil tindakan membangun kembali jembatan tersebut. Selain menjadi jalur utama pendidikan, keberadaan jembatan juga krusial bagi aktivitas ekonomi masyarakat yang kini terhambat akibat terputusnya akses antarwilayah.(des*)