Jakarta – Hingga kini, pemerintah belum juga merilis kebijakan insentif untuk pembelian motor listrik. Padahal, insentif dinilai dapat mendongkrak penjualan dan mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Strategi Honda
Sambil menunggu kepastian dari pemerintah, produsen otomotif mengambil langkah masing-masing untuk menjaga penjualan motor listrik tetap berjalan. PT Astra Honda Motor (AHM) menjadi salah satu yang aktif menawarkan beragam program agar stok tidak menumpuk di gudang.
“Sejumlah dealer masih memberikan diskon sebagai bagian dari program sementara. Tujuannya agar semakin banyak konsumen bisa merasakan pengalaman menggunakan motor listrik Honda,” ujar Direktur Pemasaran AHM, Octavianus Dwi, di Tangerang, Selasa (1/10/2025).
Octavianus mengakui bahwa setelah subsidi Rp7 juta dihentikan, penjualan motor listrik secara nasional sempat mengalami penurunan. Meski begitu, ia optimistis penjualan dari berbagai merek tetap bisa menembus 40 ribu unit hingga akhir 2025.
“Ketika subsidi dicabut memang ada koreksi, tapi kami mencoba cara lain, termasuk promo diskon. Kalau nantinya ada kebijakan subsidi baru, tentu kami akan mendukung penuh,” tambahnya.
Di sisi lain, Octavianus mengungkapkan penjualan motor listrik Honda justru mengalami pertumbuhan sepanjang tahun ini. Model CUV e: menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sekitar 60–70 persen, disusul ICON e: yang memiliki fitur pengisian tanpa melepas baterai, serta EM1 e:.
Dorongan dari Alva
Sementara itu, CEO Alva, Purbaja Pantja, menekankan bahwa penjualan motor listrik tidak cukup hanya mengandalkan kehadiran produk baru. Menurutnya, keberadaan ekosistem yang mendukung serta regulasi pemerintah menjadi faktor penentu.
“Motor listrik bukan semata soal produk, tapi juga tentang membangun ekosistem. Kebijakan sederhana seperti parkir gratis bagi motor listrik saja sudah sangat membantu mendorong minat masyarakat,” jelas Purba di kesempatan yang sama.(BY)
