Berita untuk Anda
RedaksiArsip

Kuota Subsidi Motor Listrik Belum Pasti, Polytron Turun Tangan Bantu Konsumen

Subsidi Motor Listrik Tak Kunjung Dirilis, Ini Kata Kemenperin.
Subsidi Motor Listrik Tak Kunjung Dirilis, Ini Kata Kemenperin.

Jakarta – Hingga kini, pemerintah belum juga memastikan kelanjutan program subsidi motor listrik yang sebelumnya berakhir pada Desember 2024. Situasi ini membuat para produsen harus mencari strategi baru agar penjualan tetap berjalan.

Status Subsidi Motor Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai salah satu pihak yang merumuskan kebijakan, mengungkapkan bahwa aturan terbaru masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan lembaga.

“Industri melalui asosiasi sudah menyampaikan berbagai masukan. Selanjutnya kami bicarakan bersama pimpinan asosiasi serta kementerian terkait,” ujar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Ia menjelaskan, penerbitan regulasi baru tidak bisa dilakukan secara instan karena harus melewati sejumlah mekanisme. Meski begitu, ia berharap keputusan final dapat keluar tahun ini.

“Proses masih berjalan. Kami menunggu arahan lebih lanjut. Karena memang sudah menjadi kebutuhan, pembahasan terus dilakukan. Jadi, tinggal tunggu hasil akhirnya,” tambahnya.

Kuota Subsidi dan Antusiasme Masyarakat

Program subsidi motor listrik pertama kali diluncurkan pada Maret 2023 dengan target 200 ribu unit. Namun, karena tingkat penyerapan rendah, jumlah tersebut dipangkas menjadi 50 ribu unit pada 2024.

Menariknya, tingginya minat masyarakat di tahun berikutnya membuat kuota kembali dinaikkan sebanyak 10 ribu unit pada Agustus 2024. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan tersebut sebenarnya mendapat respons positif dari pasar.

Strategi Produsen Motor Listrik

Ketidakpastian aturan membuat produsen harus turun tangan sendiri. Salah satunya Polytron, yang memilih memberikan subsidi langsung kepada konsumen sebesar Rp7 juta per unit.

Head of Product EV 2W Polytron Indonesia, Ilman Fachrian, menuturkan langkah tersebut tentu mengurangi margin keuntungan, namun pihaknya tetap berkomitmen mendukung adopsi kendaraan listrik.

“Margin pasti tertekan, tapi Polytron kalau sudah terjun ke bisnis pasti konsisten. Urusan hitung-hitungan biar kami yang atur, yang penting produk bisa menjawab kebutuhan konsumen. Sekarang kami menunggu respons pasar,” ujarnya.(BY)