Solok – Menjelang tahun ajaran baru, para pedagang seragam sekolah di Kota Solok mengeluhkan rendahnya angka penjualan. Salah satunya adalah Afnong, pedagang seragam yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Raya Solok.
Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum terlihat lonjakan pembeli seperti biasanya menjelang masuk sekolah. “Sampai sekarang belum terlalu ramai, padahal sekolah tinggal hitungan hari,” ujarnya kepada *infosumbar.net* pada Kamis (10/7/2025).
Afnong mengatakan bahwa dibandingkan dengan tahun lalu, penjualannya turun drastis hingga 60 persen. Ia mengaku kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat momen tahun ajaran baru biasanya menjadi kesempatan emas bagi para pedagang seragam untuk meningkatkan pendapatan.
“Ini sebenarnya momen setahun sekali, tapi tahun ini memang terasa berat,” katanya.
Ia menengarai salah satu penyebab menurunnya penjualan adalah adanya kebijakan dari sejumlah sekolah di Kota Solok yang merekomendasikan wali murid untuk membeli seragam di toko-toko tertentu.
“Hampir semua guru menyarankan murid membeli seragam di tempat yang sudah ditentukan pihak sekolah. Tentu ini sangat berdampak bagi kami, para pedagang kecil,” keluhnya.
Menurut Afnong, kebijakan seperti ini baru mulai diberlakukan tahun ini. Akibatnya, banyak orang tua yang hanya membeli seragam di toko-toko yang direkomendasikan sekolah, dan hanya sedikit dari luar daerah yang datang berbelanja ke tokonya.
“Sebagian besar orang tua mengikuti arahan sekolah, jadi yang belanja ke toko kami kebanyakan dari luar kota atau daerah yang jauh,” jelasnya.
Ia pun berharap ke depan tidak ada lagi pembatasan tempat pembelian seragam sekolah agar para orang tua memiliki kebebasan memilih toko sesuai kebutuhan dan anggaran masing-masing.
“Kami sangat berharap kebijakan pembelian di toko tertentu ini bisa ditiadakan, agar semua pedagang, termasuk yang kecil seperti kami, punya kesempatan yang sama,” pungkasnya.(des*)












