Jakarta – Produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD, resmi mencatat tonggak sejarah baru di pasar otomotif Eropa. Untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil menyalip Tesla dalam penjualan mobil listrik di benua biru, menandai pergeseran besar dalam persaingan industri kendaraan ramah lingkungan.
Berdasarkan data dari JATO Dynamics yang dirilis Kamis (22 Mei 2025), BYD mencatatkan 7.231 unit kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) yang terdaftar di Eropa selama bulan April 2025. Sementara itu, Tesla hanya membukukan 7.165 unit pada periode yang sama.
“Ini merupakan tonggak penting bagi pasar otomotif Eropa. Tesla telah memimpin sektor BEV selama bertahun-tahun, sementara BYD baru memulai ekspansi mereka di luar Norwegia dan Belanda pada akhir 2022,” ungkap analis JATO, Felipe Munoz, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24 Mei 2025).
Pasar BEV Eropa Makin Ramai, BYD Diuntungkan
Permintaan terhadap mobil listrik di Eropa terus mengalami peningkatan. Jumlah pendaftaran BEV pada April naik 28% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kontribusi besar berasal dari merek-merek asal China, termasuk BYD.
Walau Uni Eropa telah menerapkan tarif baru terhadap produk kendaraan listrik buatan Tiongkok, itu tidak menghentikan pertumbuhan mereka. Mobil listrik asal China mencatat kenaikan 59% dalam pendaftaran, jauh di atas pertumbuhan dari pabrikan asal Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa sendiri yang hanya meningkat sekitar 26%.
Tesla Hadapi Tekanan: Politik Elon Musk & Penurunan Produksi
Di sisi lain, Tesla tengah menghadapi tantangan berat. Tahun lalu menjadi kali pertama perusahaan tersebut mencatatkan penurunan tahunan dalam jumlah pengiriman. Penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut, terlebih setelah volume kuartal pertama 2025 turun 13%.
CEO Tesla, Elon Musk, menyatakan awal pekan ini bahwa perusahaan akan segera pulih dan bahwa permintaan masih kuat di luar kawasan Eropa. Namun demikian, kontroversi politik Musk memicu sentimen negatif yang cukup kuat, terutama di Eropa dan Amerika, bahkan sampai memicu aksi protes terhadap Tesla.
Tak hanya itu, penghentian sementara produksi untuk memperbarui pabrik demi merakit Model Y versi terbaru juga berdampak pada turunnya output perusahaan. Para konsumen kini cenderung menunggu varian Model Y yang lebih murah dan diperbarui, yang belum tersedia secara luas di pasar global.
Perubahan Peta Persaingan Mobil Listrik
Dengan semua perkembangan ini, jelas terlihat bahwa peta persaingan mobil listrik global tengah mengalami perubahan signifikan. BYD, yang dulu hanya dianggap sebagai pesaing baru dari Asia, kini menjadi ancaman nyata bagi dominasi Tesla, terutama di pasar penting seperti Eropa.
Meskipun masih terlalu dini untuk menyimpulkan pergeseran permanen dalam kepemimpinan pasar, pencapaian BYD ini menunjukkan bahwa strategi harga kompetitif dan perluasan model kendaraan bisa menjadi kunci keberhasilan di masa depan.(BY)












