Jakarta – Kebakaran terjadi di Gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (8/2) malam.
Sebanyak 21 unit mobil pemadam kebakaran dengan dukungan 62 personel dikerahkan ke lokasi guna mengendalikan kobaran api.
Petugas pemadam kebakaran mulai melakukan upaya pemadaman sekitar pukul 23.18 WIB. Dalam waktu kurang dari satu jam, api berhasil dikendalikan dan dilokalisasi pada pukul 23.45 WIB.
Dugaan Korsleting Komputer
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, mengungkapkan bahwa kebakaran ini diduga dipicu oleh korsleting pada unit CPU komputer.
“Dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari korsleting komputer,” ujar Satriadi pada Minggu (9/2).
Menurut keterangan saksi, api pertama kali muncul di ruang Humas yang berada di lantai dasar gedung. Saat kejadian, petugas keamanan berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi api dengan cepat menyambar kertas arsip di atas meja, menghasilkan asap tebal. Petugas keamanan akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pemadam kebakaran untuk mendapatkan bantuan.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid juga menduga bahwa kebakaran dipicu oleh komputer yang tidak dimatikan.
“Sepertinya ada pegawai yang lupa mematikan komputernya,” kata Nusron kepada wartawan.Namun, ia menegaskan bahwa penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung guna memastikan penyebab pasti kebakaran.
Dokumen Pertanahan Tidak Terdampak
Menteri ATR/BPN memastikan bahwa dokumen penting terkait pertanahan, seperti Hak Guna Bangunan (HGB), tidak mengalami kerusakan akibat insiden ini.
Ia juga menepis dugaan bahwa kebakaran tersebut disengaja untuk menghilangkan barang bukti.
“Bagian yang terbakar adalah ruang Humas, bukan tempat penyimpanan dokumen HGB atau HGU. Jadi, tidak ada kaitannya dengan penghilangan barang bukti,” tegas Nusron.
Investigasi Berlanjut
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri turut melakukan penyelidikan terhadap kebakaran ini. Kepala Puslabfor Polri, Brigjen Sudjarwoko, menyatakan bahwa pihaknya akan memeriksa rekaman CCTV untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyebab kebakaran.
“Saya belum bertemu dengan bagian biro umum untuk mengecek apakah rekaman CCTV tersedia. Kami akan memintanya untuk dianalisis,” ujarnya.
Selain rekaman CCTV, tim Puslabfor juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama penyidik dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan. Beberapa barang bukti yang ditemukan di lokasi antara lain abu arang, kabel bekas, serta sisa-sisa benda terbakar seperti kayu dan kertas.
“Hasil investigasi laboratorium akan menjadi dasar untuk menentukan penyebab pasti kebakaran ini,” tutup Sudjarwoko.(des*)












