Jakarta – Tanaman herbal bercita rasa sangat pahit ini tumbuh luas di berbagai wilayah Indonesia dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda. Masyarakat Jawa Barat menyebutnya ki oray, di Bali dikenal sebagai samiroto, sementara di sejumlah daerah di Sumatra tanaman ini populer dengan nama pepaitan.
Berdasarkan literatur Khasiat dan Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit (2003) karya Ivan Prapanza E.P. dan Lukito Adi Marianto, sambiloto mulai diperkenalkan secara ilmiah pada pertengahan abad ke-19. Sejak saat itu, tanaman ini banyak diteliti karena potensi manfaat kesehatannya.
Tak hanya tumbuh di Indonesia, sambiloto juga ditemukan di sejumlah negara Asia lainnya seperti Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan India. Dalam sistem pengobatan tradisional Ayurveda, tanaman ini dikenal dengan sebutan kalmegh.
Sejak lama, daun sambiloto dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional untuk membantu mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Berikut sejumlah manfaat sambiloto yang dikenal secara luas:
1. Membantu meredakan pilek
Salah satu kegunaan sambiloto yang paling populer adalah membantu mengurangi gejala pilek dan infeksi saluran pernapasan bagian atas. Senyawa aktif di dalamnya dipercaya mampu menekan produksi lendir, sekaligus meredakan batuk serta rasa tidak nyaman di tenggorokan.
Sejumlah penelitian yang dikutip dari Healthshots menyebutkan bahwa konsumsi sambiloto, baik tunggal maupun dalam campuran herbal, dapat mempercepat proses pemulihan dari pilek.
2. Menunjang kesehatan hati
Daun sambiloto mengandung sifat antioksidan dan antiinflamasi yang berperan melindungi sel hati dari kerusakan. Selain itu, tanaman ini membantu menjaga keseimbangan produksi empedu, sehingga fungsi liver dapat berjalan lebih optimal. Manfaat ini menjadikannya potensial untuk menjaga kesehatan hati maupun mendukung pemulihan gangguan liver tertentu.
3. Membantu mengatasi jerawat dan gangguan kulit
Sifat antibakteri dan antimikroba pada sambiloto membuatnya kerap digunakan untuk membantu mengurangi jerawat serta masalah kulit lainnya. Kandungan antioksidannya juga berperan melawan radikal bebas, sementara efek detoksifikasi darah dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan kulit.
4. Mendukung pengelolaan kadar gula darah
Senyawa andrographolide dalam sambiloto diketahui berperan dalam membantu menurunkan kadar gula darah. Zat ini bekerja dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas sehingga pemanfaatan glukosa dalam tubuh menjadi lebih efektif. Kandungan antioksidannya juga berpotensi membantu menekan risiko komplikasi diabetes.
5. Meredakan nyeri akibat osteoarthritis
Menurut laporan Healthline, sebuah studi pada 2019 menunjukkan bahwa konsumsi suplemen yang mengandung andrographolide selama 28 hari dapat membantu mengurangi rasa nyeri pada penderita osteoarthritis ringan hingga sedang, khususnya di area lutut. Meski hasilnya menjanjikan, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memperkuat temuan ini.
6. Membantu mengurangi gejala kolitis ulseratif
Sambiloto juga memiliki potensi dalam meredakan peradangan pada penderita kolitis ulseratif, yakni gangguan pada usus besar yang ditandai dengan diare berdarah dan keluarnya lendir atau nanah. Uji klinis pada 2012 menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak sambiloto selama delapan minggu membantu mengurangi gejala pada sekitar 34–38 persen pasien.
Dengan berbagai potensi manfaat tersebut, daun sambiloto kerap dipertimbangkan sebagai alternatif pengobatan herbal. Meski demikian, penggunaan sambiloto tetap disarankan dilakukan dengan pengawasan tenaga medis, terutama bagi ibu hamil, penderita penyakit tertentu, atau mereka yang sedang menjalani terapi medis.(BY)












