Agam – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat kerugian akibat bencana hidrometeorologi di wilayahnya mencapai Rp863,79 miliar. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp682,35 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menjelaskan bahwa data tersebut bersifat dinamis karena pendataan masih terus dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Kerusakan fasilitas pendidikan tercatat pada 102 unit dengan total kerugian Rp7,98 miliar, meliputi:
TK/PAUD: 22 unit, kerugian Rp4,25 miliar
SD: 65 unit, kerugian Rp3,20 miliar
SMP: 15 unit, kerugian Rp360 juta
Sektor pertanian mengalami kerusakan pada 1.948,23 hektare lahan, termasuk 126 unit irigasi, 16 bendungan, dan 5.025 ekor ternak, dengan total kerugian mencapai Rp82,91 miliar.
Kerusakan rumah meliputi:
Ringan: 493 unit
Sedang: 359 unit
Berat: 806 unit
Total kerugian di sektor perumahan mencapai Rp355,81 miliar. Infrastruktur jalan dan jembatan juga terdampak, dengan 49 titik jalan dan 69 jembatan rusak, menimbulkan kerugian Rp403,14 miliar.
Selain itu, sektor perikanan mengalami kerugian Rp12,34 miliar, sementara 11 unit tempat ibadah rusak dengan kerugian Rp1,58 miliar.
Rahmat menambahkan, pendataan masih berlangsung di 16 kecamatan, sehingga angka kerugian diperkirakan masih dapat bertambah.
Bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir bandang, tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung ini telah menelan korban jiwa 192 orang, dengan 7 orang masih dirawat, dan 54 orang terdampak atau terisolasi.
Selain itu, 72 warga dilaporkan hilang, tersebar di beberapa kecamatan: Malalak (3 orang), Tanjung Raya (2 orang), Palembayan (66 orang), dan Lubuk Basung (1 orang).
Korban pengungsi mencapai 5.086 orang, dengan rincian: Palembayan 1.678 orang, Palupuh 128 orang, Tanjung Raya 2.821 orang, Ampek Koto 49 orang, Matur 350 orang, dan Malalak 60 orang.(des*)












