Pasaman Barat– Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, melalui Dinas Perhubungan, mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk pembangunan jalan menuju Pelabuhan Teluk Tapang di Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas. Langkah ini bertujuan untuk memperlancar akses transportasi menuju pelabuhan.
Kepala Dinas Perhubungan Pasaman Barat, Bakaruddin, menyampaikan bahwa surat permohonan pembangunan jalan telah disampaikan ke pemerintah pusat, sekaligus melalui anggota DPR RI, Benny Utama dan Andre Rosiade. Dari total 43 kilometer jalan dari Bungo Tanjung Air Bangis menuju pelabuhan, masih terdapat sekitar tujuh kilometer yang belum diaspal.
Pembangunan jalan ini dianggap krusial karena akan mendukung proyek pengembangan sisi darat Pelabuhan Teluk Tapang, yang direncanakan Kementerian Perhubungan pada 2026. “Pelabuhan Teluk Tapang diproyeksikan menjadi simpul logistik strategis, tidak hanya bagi Pasaman Barat, tetapi juga kawasan utara Sumatera Barat hingga Mandailing Natal, Sumatera Utara,” ujar Bakaruddin.
Potensi pelabuhan ini sangat besar mengingat Pasaman Barat merupakan penghasil utama kelapa sawit dengan luas tanam mencapai 101.402 hektare dan produksi tahunan 330.881 ton. Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi jagung seluas 45.523 hektare, serta sumber tambang seperti bijih besi, mangan, dan granit yang berjarak hanya enam hingga sembilan kilometer dari pelabuhan.
Secara geografis, Pelabuhan Teluk Tapang lebih efisien dibandingkan Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Jarak tempuh logistik dari Pasaman Barat ke Teluk Tapang hanya 2,5 jam, sedangkan ke Teluk Bayur mencapai 4,5 jam. Pelabuhan ini juga mudah diakses dari Sumatera Utara melalui Kabupaten Mandailing Natal yang hanya berjarak tiga kilometer dari perbatasan.
Dengan keunggulan tersebut, studi pendahuluan dan survei menjadi dasar penting untuk percepatan realisasi proyek strategis nasional, sekaligus memperkuat konektivitas dan daya saing daerah. Bakaruddin menambahkan, anggaran pembangunan sisi darat pelabuhan akan dimulai pada 2026 sebesar Rp20 miliar dan berlanjut pada 2027 sebesar Rp80 miliar dalam skema multi year.(des*)












