16 Kabupaten/Kota Terdampak, Pemerintah Fokus Pulihkan Layanan Dasar

Kondisi Jembatan Kembar penghubung jalur utama Padang - Bukittinggi - Riau usai dilanda banjir bandang
Kondisi Jembatan Kembar penghubung jalur utama Padang - Bukittinggi - Riau usai dilanda banjir bandang

Padang Pariaman — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui Posko Terpadu Kebencanaan merilis perkembangan terbaru terkait dampak bencana hidrometeorologi yang melanda berbagai wilayah di provinsi tersebut.

Dalam laporan per Minggu, 7 Desember 2025 pukul 09.00 WIB, bencana tercatat memberikan dampak sangat luas, baik terhadap masyarakat maupun infrastruktur penting. Nilai kerugian material secara keseluruhan masih dalam proses pendataan dan verifikasi.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, menyampaikan bahwa hingga Minggu pagi, bencana telah memengaruhi 16 kabupaten/kota dan 50 kecamatan.

“Data ini berasal dari laporan resmi daerah dan telah diverifikasi oleh instansi terkait, sehingga akurasinya dapat dipertanggungjawabkan. Informasi ini merupakan gambaran kondisi terkini dan akan terus diperbarui setiap hari,” ujar Arry di Padang.

Hingga kini, jumlah warga terdampak mencapai hampir seperempat juta jiwa, yaitu 247.402 orang. Rinciannya meliputi: 228 orang meninggal dunia, 98 orang masih hilang, 112 orang mengalami luka-luka, serta 20.604 orang terpaksa mengungsi.

Arry menyampaikan duka mendalam atas banyaknya korban jiwa, terutama di kawasan yang dilanda banjir bandang dan longsor.

“Setiap korban adalah kehilangan besar bagi keluarga dan bagi kita semua. Kami memohon doa agar para korban diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, serta kekuatan bagi masyarakat Sumbar untuk bangkit kembali,” tutur Arry.

Selain korban jiwa, kerusakan hunian dan fasilitas publik juga sangat besar. Data sementara menunjukkan:

Rumah rusak ringan: 3.831 unit

Rumah rusak sedang: 1.032 unit

Rumah rusak berat: 1.572 unit

Rumah terendam banjir: 35.213 unit

Rumah hanyut atau hilang: 735 unit

Kerusakan pada fasilitas layanan dasar juga tidak sedikit, meliputi:

Rumah ibadah: 148 unit

Fasilitas kesehatan: 66 unit

Kantor pemerintahan: 28 unit

Sekolah: 338 unit

Arry menegaskan bahwa selain upaya membuka akses jalan, pemulihan layanan pendidikan, kesehatan, dan keagamaan menjadi prioritas yang harus segera direstorasi.

Sektor ekonomi masyarakat turut terdampak signifikan. Lahan pertanian, perkebunan, perikanan, hingga infrastruktur konektivitas mengalami kerusakan luas. Di antaranya:

Sawah terdampak: 6.749 hektare

Lahan pertanian lainnya: 6.713 hektare

Kebun: 1.031 hektare

Kolam ikan terdampak: 10.486 unit

Ruas jalan rusak: 172 titik

Jembatan terdampak: 46 unit

Arry menjelaskan bahwa estimasi total kerugian material akan diumumkan setelah proses verifikasi lapangan selesai.

“Saat ini fokus utama pemerintah adalah memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan bantuan dan perlindungan secara cepat dan tepat,” tegasnya.

Ia juga mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi dalam masa darurat hingga pemulihan jangka menengah, sembari memastikan koordinasi dengan Pemerintah Pusat tetap berjalan baik agar proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berlangsung optimal.

“Sumatera Barat adalah daerah yang tangguh. Dengan kebersamaan dan semangat gotong royong, kita akan melewati ujian ini. Pemerintah Pusat juga telah memastikan akan memberikan dukungan penuh dalam penanganan darurat hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” tutupnya.(des*)