Pasaman Barat – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, melalui Puskesmas IV Koto Kinali bekerja sama dengan Poltekkes Kementerian Kesehatan Padang mengadakan pelayanan posyandu terintegrasi di wilayah terpencil, tepatnya di Nagari Katiagan, Kecamatan Kinali, pada hari Senin (11/8). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan dasar yang menyeluruh bagi masyarakat pedesaan, terutama bagi ibu hamil, balita, dan para kader posyandu yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Kepala Puskesmas IV Koto Kinali, Ardiyan, menjelaskan bahwa program posyandu terintegrasi ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam memastikan setiap warga, tanpa terkecuali yang tinggal di daerah sulit dijangkau, memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. “Kami ingin memastikan layanan kesehatan tidak hanya berhenti di pusat-pusat kota, tetapi juga hadir di tengah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Dengan menghadirkan langsung tenaga medis profesional dan dokter dari Poltekkes, kami berharap kualitas pelayanan bisa optimal,” ujar Ardiyan.
Pelayanan yang diberikan dalam kegiatan ini sangat komprehensif dan mencakup berbagai aspek penting, di antaranya:
* Penimbangan bayi dan balita secara rutin untuk memantau pertumbuhan dan mendeteksi masalah gizi sejak dini.
* Pemeriksaan kehamilan yang meliputi pemeriksaan antenatal care (ANC), pemeriksaan USG untuk melihat kondisi janin, serta konseling gizi bagi ibu hamil agar kesehatan ibu dan bayi terjaga.
* Pemberian vitamin A dan obat cacing kepada balita untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penyakit.
* Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak dan ibu hamil, sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan menyeluruh.
* Kelas ibu hamil yang meliputi senam hamil untuk menjaga kebugaran dan mempersiapkan persalinan.
* Pelatihan khusus bagi kader posyandu menggunakan sistem lima meja, yang merupakan metode terstruktur untuk memastikan semua layanan posyandu dapat berjalan efektif dan terorganisir dengan baik.
Antusiasme masyarakat terhadap layanan posyandu terintegrasi ini sangat tinggi. Sebanyak 30 balita dan 11 ibu hamil tercatat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang diselenggarakan. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
Ardiyan menegaskan, “Posyandu adalah garis depan dalam layanan kesehatan masyarakat. Kami terus berupaya memperluas cakupan layanan dan meningkatkan mutu pelayanan agar dampaknya terasa secara nyata dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak serta memperbaiki status gizi masyarakat.”
Dosen dari Poltekkes Kemenkes Padang, John Amos, memberikan apresiasi atas pelaksanaan posyandu terintegrasi ini. Ia menilai bahwa integrasi berbagai layanan kesehatan primer di posyandu sudah berjalan dengan baik. Namun, John juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas kader posyandu, khususnya dalam penyuluhan mengenai tumbuh kembang anak dan gizi. “Kader posyandu memegang peran penting dalam memberikan edukasi kepada ibu-ibu tentang pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI), serta pemantauan pertumbuhan anak. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan dan pengetahuan kader harus terus dilakukan agar pesan-pesan kesehatan bisa tersampaikan dengan efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, dokter Dadang Sugeri yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menambahkan bahwa pemeriksaan USG merupakan salah satu layanan yang sangat penting bagi ibu hamil. Dengan pemeriksaan ini, kondisi janin dan kesehatan ibu dapat dipantau secara detail sejak awal masa kehamilan. “Melalui USG, kami dapat mendeteksi berbagai potensi risiko kehamilan, sehingga dapat dilakukan penanganan dini. Ini sangat krusial untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi tetap optimal serta mengurangi risiko komplikasi,” jelas Dadang.
Pelayanan posyandu terintegrasi ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di daerah-daerah lain yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan. Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan institusi pendidikan kesehatan seperti Poltekkes, upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Pasaman Barat dapat lebih maksimal dan berkelanjutan. Program ini juga memperkuat peran serta masyarakat melalui kader posyandu yang terlatih, sebagai agen perubahan kesehatan yang dekat dengan masyarakat.(des*)












