Berita untuk Anda
RedaksiArsip

Penjualan Mobil Tertekan, Skema Insentif ala Pandemi Kembali Diusulkan

Daya Beli Lemah, Gaikindo Usulkan Insentif seperti saat Pandemi Covid-19.
Daya Beli Lemah, Gaikindo Usulkan Insentif seperti saat Pandemi Covid-19.

Jakarta – Kinerja penjualan mobil nasional masih berada dalam tren penurunan seiring melemahnya kemampuan beli masyarakat. Kondisi tersebut membuat proyeksi penjualan kendaraan roda empat tahun ini kembali disesuaikan, dari sebelumnya 850 ribu unit menjadi sekitar 780 ribu unit.

Dorongan Insentif Dinilai Mendesak

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Putu Juli Ardika, menilai campur tangan pemerintah melalui stimulus menjadi faktor penting untuk membangkitkan kembali pasar otomotif. Ia menyebut skema insentif yang pernah diterapkan saat pandemi Covid-19 bisa menjadi referensi.

“Dalam situasi sekarang, minat beli memang belum kuat. Jika ada insentif seperti masa pandemi, harga kendaraan bisa lebih terjangkau dan diharapkan volume penjualan ikut meningkat,” kata Putu saat ditemui di Tangerang, Jumat (12/12/2025).

Sebagai catatan, pemerintah pernah memberikan fasilitas PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) pada awal 2022 sebagai bagian dari pemulihan sektor otomotif. Kebijakan tersebut terbukti efektif mendorong penjualan mobil nasional hingga melampaui satu juta unit dalam setahun.

Menurut Putu, industri otomotif memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional karena melibatkan rantai industri yang luas, mulai dari manufaktur hingga sektor pendukung lainnya.

“Jika penjualan naik, dampaknya akan dirasakan banyak sektor. Lapangan kerja terjaga, ekspor tetap berjalan, dan ekosistem otomotif nasional bisa terus berkelanjutan,” ujarnya.

Pameran Bukan Tanda Pasar Sedang Kuat

Di tengah tekanan pasar, Gaikindo bersama para pelaku industri gencar menggelar berbagai pameran otomotif sebagai upaya menarik minat konsumen. Namun, Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, menilai maraknya pameran justru mencerminkan perjuangan industri menghadapi penurunan permintaan.

“Banyaknya pameran otomotif tidak serta-merta menunjukkan industri dalam kondisi kuat. Justru itu merupakan langkah produsen untuk menjaga permintaan di tengah turunnya penjualan domestik dan sebagai upaya melindungi tenaga kerja dari risiko pemutusan hubungan kerja,” jelas Febri.

Ia menambahkan, dukungan kebijakan yang tepat sangat dibutuhkan agar industri otomotif dapat bertahan dan kembali menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.(BY)

Exit mobile version