Berita untuk Anda
RedaksiArsip

Hari HAM, Komnas Fokus Dampak Bencana Hidrometeorologi

Petugas mengoperasikan eskavator untuk membersihkan jalan akses antardesa Aceh
Petugas mengoperasikan eskavator untuk membersihkan jalan akses antardesa Aceh
Aceh, fajarsumbar.com – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI, Pramono Ubaid Tanthowi, menyampaikan bahwa lembaganya tengah meneliti penyebab bencana hidrometeorologi yang telah menelan ratusan korban jiwa di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
“Komnas HAM sedang memantau situasi untuk memahami faktor-faktor yang memicu bencana ini,” ungkap Pramono saat berada di Kota Padang, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan dalam rangkaian doa bersama yang digelar sebagai bagian dari peringatan Hari HAM Sedunia. Kegiatan ini juga menjadi momen refleksi terhadap bencana ekologis yang melanda tiga provinsi di Sumatera.
Pramono menekankan bahwa Komnas HAM akan mempelajari dampak bencana serta mengevaluasi langkah-langkah pemerintah daerah dalam penanganan di Sumatera Barat. Lembaga tersebut ingin memastikan para korban mendapatkan pelayanan yang layak, tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Dalam perspektif jangka panjang, Komnas HAM mendorong pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan terkait pengelolaan kawasan hutan dan lingkungan, yang diyakini turut memperparah dampak bencana ekologis di wilayah Sumatera.
Menurut Pramono, pemulihan daerah terdampak bencana harus melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh agama lintas keyakinan. Ia menekankan pentingnya memperkuat solidaritas sosial antar kelompok masyarakat.
“Bencana ekologis tidak membedakan korban berdasarkan suku, ras, atau agama. Oleh karena itu, penanganannya harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya pemerintah,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pramono juga memaparkan sejumlah kegiatan Komnas HAM untuk memperingati Hari HAM Sedunia, mulai dari penyerahan bantuan, pemantauan situasi, doa bersama, hingga koordinasi dengan instansi pemerintah terkait.
“Tema Hari HAM Sedunia tahun ini sangat relevan. Warga terdampak bencana kehilangan hak dasar mereka, tidak hanya sandangpangan, dan papan, tetapi juga hak atas pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan yang layak, serta lingkungan hidup yang sehat,” tuturnya.(des*)
Exit mobile version