Pasbar – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menegaskan bahwa stok pangan di wilayah tersebut masih aman hingga akhir Oktober 2025. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pasaman Barat, Ekadiana Oktavia, pada Senin (20/10).
“Berdasarkan pemantauan di lapangan, ketersediaan pangan mencukupi dan tidak ada kekurangan,” ujar Ekadiana.
Ketahanan pangan di Pasaman Barat tidak hanya bergantung pada produksi lokal yang tetap stabil, tetapi juga diperkuat melalui gerakan pangan mandiri yang melibatkan berbagai instansi, termasuk Polres Pasaman Barat.
Data terbaru menunjukkan ketersediaan sejumlah komoditas pangan utama di Pasaman Barat:
Beras: 2.159,50 ton (kebutuhan 736,24 ton/minggu)
Jagung: 4.242 ton (kebutuhan 2,35 ton)
Cabai rawit: 90,50 ton (kebutuhan 22,06 ton)
Cabai merah: 114,20 ton (kebutuhan 37,12 ton)
Bawang putih: 20,50 ton (kebutuhan 8,75 ton)
Bawang merah: 42,25 ton (kebutuhan 27,09 ton)
Daging sapi: 26,69 ton (kebutuhan 0,31 ton)
Telur ayam: 201,50 ton (kebutuhan 43,28 ton)
Gula pasir: 95,26 ton (kebutuhan 36,82 ton)
Minyak goreng: 165,60 ton (kebutuhan 66,87 ton)
Selain dari produksi lokal, pasokan bahan pokok juga didukung oleh distribusi dari wilayah lain, termasuk Padang, Medan, Pasaman, dan Lampung.
Ekadiana menambahkan bahwa harga kebutuhan pokok di pasar masih stabil. “Kami juga menyelenggarakan gelar pangan murah di beberapa nagari untuk membantu menjaga kestabilan harga,” katanya.
Pemerintah daerah mengimbau para pedagang agar tidak menimbun bahan pangan, sehingga kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, terutama menjelang potensi lonjakan permintaan pada akhir tahun.
“Selama produksi lokal berjalan lancar dan distribusi tidak terganggu, kami optimistis stok pangan akan tetap aman,” tutup Ekadiana.(des*)
