Jakarta – Banyak orang menggunakan cuka apel karena diyakini memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti membantu menurunkan berat badan, menjaga kadar gula darah tetap stabil, meningkatkan kesehatan jantung, hingga memperbaiki fungsi pencernaan. Namun, di balik manfaat tersebut, tidak semua orang boleh mengonsumsinya secara bebas — terutama bagi yang sedang menjalani pengobatan medis tertentu.
Kandungan asam asetat dalam cuka apel memang bermanfaat, tetapi juga dapat menimbulkan efek samping serius jika berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencampurkan cuka apel dengan pengobatan yang sedang dijalani.
Berikut beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan cuka apel:
- Obat Diabetes
Cuka apel sering digunakan penderita diabetes untuk membantu menurunkan kadar gula darah. Namun, jika dikonsumsi bersama obat antidiabetes, baik dalam bentuk suntikan maupun oral, hal ini bisa menurunkan kadar gula darah secara berlebihan dan menyebabkan hipoglikemia.
Selain itu, kombinasi antara insulin dan cuka apel juga bisa memicu hipokalemia (penurunan kadar kalium dalam tubuh), yang dapat menimbulkan kelemahan otot hingga gangguan irama jantung.
- Obat Diuretik
Obat diuretik biasanya diresepkan untuk penderita tekanan darah tinggi, gagal jantung, atau retensi cairan (edema). Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih melalui urine, namun efek sampingnya adalah menurunkan kadar kalium tubuh.
Jika dikonsumsi bersamaan dengan cuka apel — yang juga memiliki efek serupa — maka risiko kekurangan kalium akan meningkat, dan dapat menyebabkan kelelahan, kram otot, hingga aritmia jantung.
- Obat Tekanan Darah dan Jantung
Beberapa jenis obat tekanan darah tinggi seperti ramipril (Altace) atau losartan (Cozaar) dapat meningkatkan kadar kalium di dalam tubuh (hiperkalemia). Jika dikonsumsi bersama cuka apel, keseimbangan elektrolit bisa terganggu karena efek cuka apel terhadap kalium tidak bisa diprediksi.
Sebaiknya, hindari konsumsi bersamaan tanpa pengawasan medis agar tidak menimbulkan komplikasi pada jantung atau ginjal.
- Digoksin
Obat ini digunakan untuk mengobati gagal jantung dan gangguan irama jantung (aritmia). Cuka apel dapat memperburuk efek samping digoksin, karena keduanya sama-sama dapat menurunkan kadar kalium.
Kombinasi keduanya dapat meningkatkan risiko toksisitas digitalis, yang bisa menimbulkan gejala seperti gangguan penglihatan, jantung berdebar cepat, pembengkakan, mual, dan sesak napas.
- Obat Laksatif (Pencahar)
Obat pencahar seperti Dulcolax atau Correctol digunakan untuk mengatasi sembelit. Namun, jika dikonsumsi berlebihan atau dalam jangka panjang, obat ini bisa menurunkan kadar kalium tubuh.
Apabila dikombinasikan dengan cuka apel, efek penurunan kalium akan semakin kuat, sehingga dapat menimbulkan kelelahan, nyeri otot, hingga gangguan jantung.
- Obat Penurun Berat Badan
Beberapa obat seperti Ozempic (semaglutide), Mounjaro (tirzepatide), Wegovy, dan Zepbound sering digunakan untuk membantu menurunkan berat badan atau mengontrol gula darah pada diabetes tipe 2.
Mengonsumsi obat-obatan ini bersamaan dengan cuka apel dapat menyebabkan penurunan gula darah secara drastis hingga berisiko hipoglikemia, yang gejalanya meliputi pusing, gemetar, dan kehilangan kesadaran.
Kesimpulan
Meskipun cuka apel memiliki banyak manfaat, penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan obat yang dikonsumsi. Hindari mencampurkan cuka apel dengan obat tanpa rekomendasi dokter agar tidak memicu efek samping berbahaya.(BY)