Solok Selatan– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melaporkan bahwa hasil pemantauan rutin terkait insiden serangan Harimau Sumatera terhadap dua warga Solok Selatan sejak Kamis (18/9/2025) hingga kini tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar lokasi.
“Berdasarkan pengamatan kami, jejak atau tanda keberadaan harimau tidak lagi terlihat. Meski begitu, tim akan tetap memantau wilayah tersebut dalam beberapa hari ke depan hingga kondisi benar-benar aman,” jelas Kepala BKSDA Sumbar, Hartono, Minggu (21/9/2025).
Sebelumnya, dua korban, ayah dan anak, mengalami luka serius akibat serangan harimau di Nagari Persiapan Batang Lolo, Kecamatan Koto Parit Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan. Kedua korban kemudian dirawat intensif di RSUD Solsel.
Tim BKSDA juga dikerahkan ke lokasi untuk menindaklanjuti penanganan di lapangan. Di sana, mereka berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengumpulkan data dan merumuskan langkah-langkah penanganan yang tepat.
Sebagai langkah awal, tim melakukan pengamatan di sekitar lokasi kejadian untuk mendeteksi keberadaan satwa liar. Hasilnya, ditemukan bekas jejak dan cakaran harimau di dekat lokasi, termasuk jejak terbaru yang tidak jauh dari titik kejadian.
Untuk mencegah kemungkinan pergerakan harimau kembali ke pemukiman, tim dibantu warga setempat memasang kandang jebak di area yang ditemukan tanda-tanda keberadaan satwa.
Selain itu, pada Jumat (19/9/2025), tim BKSDA bersama Yayasan Sintas memasang empat unit kamera jebak (camera trap) di tiga titik strategis di sekitar lokasi. Pemasangan kamera ini bertujuan memantau aktivitas satwa liar di kawasan tersebut.
“Pemasangan kamera jebak merupakan bagian dari upaya pemantauan untuk memastikan keamanan warga dan mencegah terulangnya insiden serupa,” tutup Hartono.(des*)
