Berita untuk Anda
RedaksiArsip

Serangan Besar Palestina di Gaza Utara, Israel Alami Kerugian Terparah Sejak Awal Konflik

Kelompok perlawanan Palestina menyergap 16 tentara Israel di Gaza Utara.

Jakarta – Kelompok perlawanan Palestina melancarkan serangan penyergapan terhadap pasukan militer Israel di wilayah Beit Hanoun, Gaza Utara, pada Senin (7/7/2025). Dalam insiden tersebut, enam tentara Israel dilaporkan tewas, sementara sepuluh lainnya mengalami luka-luka.

Serangan bermula ketika kelompok perlawanan meledakkan alat peledak yang diarahkan ke kendaraan lapis baja milik militer Israel yang tengah mengangkut pasukan. Tak lama berselang, mereka juga menghantam robot pembawa amunisi dengan rudal anti-tank saat perangkat itu sedang dipersiapkan. Saat pasukan penyelamat Israel tiba di lokasi, mereka pun mendapat tembakan lanjutan dari pihak perlawanan.

Warga Ashkelon yang berada tak jauh dari lokasi mendengar suara ledakan hebat. Sumber militer Israel mengonfirmasi bahwa di antara korban terdapat seorang perwira senior. Pasukan yang menjadi sasaran serangan diketahui berasal dari unit elit Yahalom, yang memiliki keahlian dalam menangani bahan peledak dan penghancuran bangunan di wilayah Palestina, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Selasa (8/7).

Militer Israel mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi korban luka dan membalas serangan dengan tembakan intensif. Media setempat menggambarkan situasi di lokasi sebagai kekacauan, dengan beberapa kendaraan militer dilaporkan terbakar. Hingga kini, situasi di area tersebut masih terus berkembang.

Serangan ini merupakan bagian dari meningkatnya intensitas operasi kelompok perlawanan Palestina di berbagai titik di Jalur Gaza selama beberapa pekan terakhir. Juni tercatat sebagai bulan paling mematikan bagi militer Israel sejak konflik dimulai, dengan total 20 tentara dan perwira tewas serta banyak lainnya terluka.

Sekitar sepuluh hari sebelumnya, militer Israel juga melaporkan tewasnya satu perwira dan enam tentara dalam pertempuran di Gaza Selatan. Insiden tersebut merupakan bagian dari penyergapan besar di Khan Younis yang menyebabkan empat prajurit gugur dan 17 lainnya luka-luka.

Dalam perkembangan lainnya, Al Jazeera menayangkan rekaman temuan berbagai perangkat pengawasan milik Israel yang berhasil disita oleh kelompok perlawanan di Gaza. Perangkat tersebut meliputi alat penyadap dan kamera tersembunyi yang diletakkan di antara reruntuhan bangunan hingga infrastruktur sipil.

Seorang pejabat keamanan Hamas mengatakan bahwa para teknisi berhasil membongkar dan mempelajari perangkat tersebut, bahkan beberapa di antaranya telah digunakan kembali untuk keperluan kontraintelijen. Salah satu alat penyadap, misalnya, disamarkan dalam wadah plastik bekas dan ditempatkan di sepanjang jalan dekat lokasi perlindungan warga.

Beberapa perangkat lainnya ditemukan di area strategis, seperti dekat lokasi pertukaran tahanan dan di dalam beton yang tertanam di halaman rumah sakit di Gaza Selatan. Salah satu alat perekam bahkan dilengkapi fitur transmisi video langsung yang aktif saat mendeteksi gerakan, lalu mengirim data ke pusat intelijen Israel.

Menurut sumber perlawanan Palestina, sebagian besar alat tersebut disisipkan melalui pesawat tanpa awak (drone) berjenis quadcopter. Beberapa perangkat diketahui dapat dioperasikan dari jarak jauh, baik melalui aplikasi ponsel maupun perintah SMS yang dikirim ke SIM card di dalamnya.

Selain menonaktifkan perangkat-perangkat tersebut, kelompok perlawanan juga berhasil mengakses isi rekamannya. Salah satu video disebut-sebut merekam momen tragis ketika seorang wanita Palestina ditembak oleh tentara Israel saat mencoba menyeberang jalan dengan tangan terangkat.

Pejabat keamanan di Gaza mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap benda mencurigakan di lingkungan sekitar, mengingat beberapa perangkat kemungkinan telah dimodifikasi untuk meledak saat dirusak. Kini, temuan-temuan tersebut digunakan sebagai alat pertahanan intelijen dan meningkatkan kewaspadaan di medan tempur.(des*)

Exit mobile version