Jakarta – Kekhawatiran terhadap kondisi keamanan di Timur Tengah memicu seruan agar venue babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dialihkan ke lokasi yang lebih aman. Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Ignatius Indro, termasuk di antara pihak yang mendesak perubahan lokasi pertandingan demi keselamatan semua pihak yang terlibat.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) sebelumnya telah menunjuk Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah fase keempat kualifikasi yang dijadwalkan berlangsung Oktober 2025. Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama konflik terbuka antara Iran dan Israel, menimbulkan kekhawatiran luas. Baru-baru ini, rudal balistik dilaporkan menghantam wilayah Qatar, meskipun sasaran utamanya adalah pangkalan militer Amerika Serikat di negara tersebut.
Melihat perkembangan situasi yang mengancam stabilitas kawasan, PSTI menyatakan bahwa pertandingan internasional seharusnya tidak berlangsung dalam bayang-bayang konflik. “Sepak bola adalah wadah perdamaian. Tidak seharusnya olahraga ini dipertaruhkan di tengah konflik bersenjata,” ujar Indro melalui pernyataan resminya pada Rabu (25/6/2025).
Ia menyerukan agar AFC dan FIFA mempertimbangkan relokasi venue ke wilayah yang lebih netral dan aman. Selain itu, PSTI mendorong PSSI sebagai induk federasi sepak bola Indonesia untuk lebih proaktif menyuarakan keresahan ini dalam forum-forum resmi tingkat Asia dan dunia.
“Keselamatan pemain, ofisial, serta para pendukung harus menjadi prioritas. Kami ingin Timnas Indonesia berjuang di ajang internasional tanpa mengorbankan rasa aman,” tegas Indro.
Dari enam negara yang lolos ke putaran keempat, hanya Indonesia yang secara geografis berada jauh dari Timur Tengah. Sementara lima negara lainnya, yakni Arab Saudi, Qatar, Oman, Irak, dan Uni Emirat Arab, berada di kawasan yang sedang memanas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak AFC maupun FIFA terkait potensi perubahan lokasi. Para pemangku kepentingan berharap keputusan yang diambil nantinya benar-benar mempertimbangkan aspek keamanan dan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam kompetisi.(BY)
