Stres Kronis Tingkatkan Risiko Stroke pada Wanita, Studi di Neurology Beberkan Data

Wanita perlu lebih pandai mengelola stres. Studi terbaru mengungkap wanita dengan stres berlebih dapat meningkatkan risiko terkena stroke.
Wanita perlu lebih pandai mengelola stres. Studi terbaru mengungkap wanita dengan stres berlebih dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

Jakarta Wanita di usia produktif disarankan lebih cermat mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, khususnya pada wanita berusia 18 hingga 49 tahun.

Penelitian yang dipublikasikan awal bulan ini di jurnal Neurology melibatkan total 852 peserta. Separuh dari mereka merupakan pasien yang mengalami stroke iskemik, sementara sisanya tidak memiliki riwayat stroke namun memiliki karakteristik demografis yang serupa.

Seluruh peserta diminta mengisi kuesioner terkait pengalaman stres dalam satu bulan terakhir. Khusus untuk kelompok penderita stroke, mereka juga diminta menjawab pertanyaan tambahan mengenai kondisi stres sebelum mengalami stroke.

Hasil survei menunjukkan bahwa individu yang terkena stroke, terutama wanita, cenderung memiliki tingkat stres yang jauh lebih tinggi. Sebanyak 46 persen dari kelompok stroke iskemik melaporkan mengalami stres sedang hingga berat. Lebih lanjut, wanita dengan tingkat stres sedang tercatat memiliki risiko stroke yang meningkat hingga 78 persen. Sementara itu, pada wanita dengan stres berat, risikonya naik sekitar 6 persen dibandingkan mereka yang tidak mengalami stres signifikan.

Meski begitu, peneliti utama Nicolas Martinez-Majander menekankan bahwa temuan ini bersifat korelasional, bukan kausal. Artinya, penelitian ini belum bisa memastikan bahwa stres secara langsung menyebabkan stroke, tetapi ada hubungan erat di antara keduanya.

Tim peneliti juga mencoba menjelaskan mengapa wanita cenderung lebih terdampak oleh stres. Salah satu alasannya adalah karena wanita sering kali harus menjalankan berbagai peran secara bersamaan—seperti bekerja, mengurus keluarga, dan merawat anak—yang dapat memicu stres kronis. Selain itu, wanita disebut lebih cenderung melaporkan gejala psikologis seperti stres dibanding pria.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *