Jakarta– Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Kamis (3/4) pagi dengan kolom abu yang teramati mencapai 900 meter di atas puncak Mahameru.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, mengungkapkan bahwa kolom abu yang muncul berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas cukup tebal, dan mengarah ke timur serta tenggara.
Erupsi ini tercatat oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik. “Pada Kamis, 3 April 2025, pukul 07.09 WIB, teramati erupsi dengan tinggi kolom letusan sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut,” ujar Sigit dalam laporan tertulis.
Aktivitas Gunung Semeru pada 2 April 2025, antara pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, tercatat mengalami 44 kali gempa letusan dengan amplitudo antara 12-23 mm dan durasi 79-278 detik. Selain itu, tercatat pula tiga kali gempa guguran, 14 kali gempa embusan, satu kali gempa harmonik, dan tujuh kali gempa tektonik jauh.
Sigit juga menjelaskan bahwa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait status waspada Gunung Semeru. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, yang berjarak delapan kilometer dari puncak.
Selain itu, di luar jarak tersebut, aktivitas dilarang pada radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terpapar awan panas dan lahar hingga sejauh 13 kilometer dari puncak.
Pihak berwenang juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, yang rawan bahaya lontaran batu pijar.
Warga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan yang dapat melintasi sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, seperti sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(des*)