Penjualan Tesla Terjun Bebas, Citra Elon Musk Dinilai Jadi Faktor Penghambat

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Jakarta Tesla menghadapi masa sulit di awal tahun 2025. Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk ini melaporkan penurunan pengiriman kendaraan sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya salah satu kuartal terlemah dalam tiga tahun terakhir. Dalam laporan resmi, Tesla hanya mampu mengirimkan 336.681 unit kendaraan, jauh di bawah angka tahun lalu yang mencapai 386.810 unit, bahkan tak memenuhi proyeksi analis sebesar 372.410 unit.

Citra Musk dan Dinamika Politik Pengaruhi Penjualan

Sejumlah analis menilai bahwa anjloknya penjualan Tesla tidak hanya disebabkan oleh usia lini produk yang mulai uzur, tetapi juga karena kontroversi politik yang melekat pada sang CEO, Elon Musk. Keterlibatannya dalam isu politik, termasuk dukungan terbuka terhadap kelompok konservatif di Eropa dan Amerika, memicu penolakan di pasar internasional. Di beberapa negara seperti Jerman dan Prancis, dealer Tesla bahkan menjadi sasaran aksi vandalisme.

Banyak pengguna Tesla memilih menjual mobil mereka karena tak ingin dikaitkan dengan citra publik Musk, yang kini dinilai merugikan merek tersebut.

Persaingan Ketat dan Tantangan Global

Di tengah upaya Tesla mempertahankan pangsa pasar, produsen asal Tiongkok, BYD, kini unggul tipis sebagai pemimpin pasar kendaraan listrik global. Laporan dari Counterpoint Research menunjukkan BYD menguasai 15,7% pasar global, sedikit di atas Tesla dengan 15,3%.

Tesla sendiri tengah menghadapi penurunan penjualan di berbagai pasar penting, termasuk Eropa. Negara seperti Swedia dan Prancis mencatat penurunan penjualan selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini menunjukkan adanya perubahan preferensi konsumen dan meningkatnya persaingan dari merek lain seperti Volkswagen dan BMW.

Harapan Baru di Tengah Ketidakpastian

Untuk memulihkan momentum, Tesla berencana merilis model baru yang lebih terjangkau pada akhir tahun ini. Namun, hingga saat ini detailnya masih minim dan belum ada jadwal rilis resmi. Upaya lain termasuk peluncuran ulang Model Y dan insentif khusus guna merangsang permintaan.

Sayangnya, model Cybertruck yang sempat menjadi sorotan kini justru menjadi beban. Kendaraan futuristik itu tidak hanya gagal memenuhi ekspektasi pasar, tetapi juga menghadapi banyak keluhan kualitas hingga penarikan kembali hampir seluruh unit yang sudah terjual.

Kenaikan Tarif dan Tekanan Biaya

Ancaman lain datang dari kebijakan tarif impor baru yang membuat harga kendaraan Tesla berpotensi naik signifikan. Selain itu, perusahaan juga mengkhawatirkan adanya balasan tarif dari negara lain, yang akan semakin menekan performa penjualan global.

Dengan serangkaian tantangan ini, target pertumbuhan penjualan sebesar 20% hingga 30% pada tahun 2025 terlihat semakin sulit dicapai.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *