Agam  

Bunga Rafflesia Raksasa Tuan-Mudae Diprediksi Mekar Pekan Ini di Maninjau

Petugas BKSDA Sumbar sedang berada di dua individu bunga rafflesia Tuan-Mudae, Senin (14/4).
Petugas BKSDA Sumbar sedang berada di dua individu bunga rafflesia Tuan-Mudae, Senin (14/4).

Fativa.id – Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ade Putra, mengungkapkan bahwa proses mekarnya bunga eksotis ini diprediksi berlangsung dalam waktu sekitar satu pekan.

“Perigon bunga mulai terbuka dan telah menampakkan warna merah menyala,” ujar Ade saat diwawancarai di Lubukbasung pada Senin (14/4).

Fenomena ini terbilang istimewa, lantaran kedua bunga akan mekar hampir bersamaan dengan jarak tumbuh yang hanya sekitar satu meter. Kejadian semacam ini jarang terjadi dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta flora.

Masyarakat yang ingin menyaksikan keindahan bunga ini secara langsung diwajibkan memiliki Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi) dari BKSDA Sumbar yang berkantor di Padang, mengingat lokasi bunga berada di area konservasi resmi.

“Dari pemukiman terdekat, lokasi bunga bisa dijangkau dengan berjalan kaki selama 15 hingga 20 menit,” tambah Ade.

Rafflesia *Tuan-Mudae* merupakan salah satu spesies langka yang dilindungi berdasarkan regulasi terbaru, yakni Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang merupakan pembaruan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990.

Jenis rafflesia ini pertama kali ditemukan di kawasan tersebut pada tahun 2017 oleh seorang warga yang tengah mencari sumber air untuk program Pamsimas. Penemuan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh pakar rafflesia dari Universitas Bengkulu, Prof. Dr. Agus Susatya, yang menetapkan bahwa spesies itu adalah *Tuan-Mudae*, bukan *Rafflesia arnoldii* sebagaimana yang sebelumnya diduga.

Menariknya, pada awal tahun 2020, bunga rafflesia dari lokasi yang sama pernah tercatat sebagai yang terbesar di dunia dengan diameter mencapai 111 cm.

“Kemekaran bunga kala itu bahkan menarik perhatian media dari 32 negara,” tutur Ade bangga.(des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *