Jakarta – Umat Hindu di Indonesia tengah merayakan Hari Raya Nyepi dalam rangka menyambut Tahun Baru Saka 1947. Perayaan ini menjadi momen sakral untuk merenung, mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi, serta menjaga keseimbangan diri dan alam.
Ia menjelaskan bahwa inti dari Nyepi adalah proses penyucian diri serta alam semesta melalui keheningan dan pengendalian diri. Dalam ajaran Hindu, penyucian dapat dilakukan dengan air, kebenaran, tapa brata, serta pengetahuan yang benar.
Nyepi sebagai Sarana Penyucian Jiwa
Menurut Menag, perayaan Nyepi memberikan kesempatan bagi umat Hindu untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif dan kembali kepada nilai-nilai spiritual yang suci.
Ia juga turut hadir mendampingi Wakil Presiden dalam Upacara Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan di Candi Prambanan sehari sebelumnya.
Dengan memahami makna mendalam dari Nyepi, Menag berharap umat Hindu dapat terus berkontribusi dalam menciptakan kehidupan yang lebih damai dan harmonis.
Rangkaian Ritual Nyepi
Perayaan Nyepi terdiri dari beberapa tahapan penting, di antaranya:
✅ Melasti – Ritual penyucian simbol-simbol keagamaan dengan air suci.
✅ Bhuta Yajña – Upacara untuk menyeimbangkan alam semesta dan menghilangkan energi negatif.
✅ Catur Brata Penyepian, yang meliputi:
Amati Geni (tidak menyalakan api atau listrik)
Amati Karya (tidak melakukan aktivitas atau bekerja)
Amati Lelungan (tidak bepergian keluar rumah)
Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan atau kesenangan duniawi)
Keempat pantangan ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi umat Hindu untuk merenung, menenangkan diri, dan mengendalikan hawa nafsu.
Setelah hari Nyepi, umat Hindu merayakan Ngembak Geni, sebuah tradisi untuk mempererat silaturahmi, serta Dharma Santi, sebagai ajang saling memaafkan dan memperkokoh keharmonisan sosial.(BY)