Stok Gula Nasional Aman, Pemerintah Tetap Lakukan Impor

Stok Gula Nasional Aman
Rakortas di Kementerian Koordinasi Bidang Pangan, Jakarta

Jakarta – Pemerintah memastikan impor gula tetap dilakukan tahun ini untuk menjaga stok cadangan pangan pemerintah (CPP), terutama menjelang Ramadan dan Lebaran 2025. Keputusan ini diambil dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada Rabu (12/2/2025).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa impor ini bukan karena kekurangan produksi gula dalam negeri. Selain itu, jenis gula yang diimpor adalah gula mentah (raw sugar), bukan gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP).

“Impor ini tidak dalam bentuk GKP, tetapi hanya untuk CPP guna meningkatkan stok yang dikuasai pemerintah. Produksi gula dalam negeri sebenarnya masih cukup untuk 4-5 bulan ke depan, tetapi kita tidak boleh mengambil risiko terhadap CPP,” jelas Arief dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gula di berbagai daerah mulai mengalami kenaikan, dengan kontribusi inflasi mencapai 1,4 persen. Saat ini, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula konsumsi meningkat dari 118 pada Januari menjadi 153 kabupaten/kota di Februari.

Arief menyebutkan bahwa impor 200 ribu ton gula mentah dilakukan dengan mempertimbangkan harga gula dunia dan nilai tukar mata uang. Ia juga memastikan bahwa pemerintah tetap menguasai cadangan pangan melalui BUMN agar dapat melakukan intervensi jika diperlukan.

“Stok gula kita saat ini cukup, tetapi berapa stok yang dimiliki pemerintah menjadi hal penting agar bisa leluasa dalam mengendalikan harga,” tambahnya.

Produksi gula kristal putih diperkirakan akan meningkat mulai Mei 2025 dengan jumlah sekitar 166 ribu ton, kemudian naik menjadi 392 ribu ton pada Juni dan 555 ribu ton pada Juli. Puncak panen diprediksi terjadi pada Agustus dengan produksi mencapai 621 ribu ton, sedangkan total kebutuhan gula konsumsi nasional diperkirakan mencapai 2,841 juta ton per tahun.

Seiring dengan datangnya bulan Ramadan, konsumsi gula diperkirakan meningkat. Pada Maret 2025, kebutuhan gula diproyeksikan naik 13,39% menjadi 251,8 ribu ton dibandingkan Februari yang sebesar 222 ribu ton.

Saat ini, stok CPP dalam bentuk gula pasir per 12 Februari mencapai 34 ribu ton, terdiri dari 22 ribu ton di ID FOOD dan 12 ribu ton di Perum Bulog. Dengan rata-rata kebutuhan bulanan sekitar 235 ribu ton, stok CPP gula hanya mencukupi sekitar 14,47% dari kebutuhan nasional.

Meski ada impor, Arief memastikan harga tebu petani tetap terjaga. “Petani akan mulai panen pada April hingga Juni, sehingga kita harus menjamin harga tetap stabil. Impor raw sugar dilakukan secara bertahap tahun ini, dengan memastikan tidak ada dampak negatif bagi petani,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan sempat menyatakan bahwa tidak akan ada impor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam pada 2025. Pernyataan ini juga telah disetujui Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Negara, Senin (30/12/2024).(des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *