Menikmati Cokelat dengan Bijak, Kenali Batas Aman Konsumsinya

Cokelat identik dengan valentine, tapi jangan konsumsi terlalu banyak. Bisa bahaya untuk kesehatan.
Cokelat identik dengan valentine, tapi jangan konsumsi terlalu banyak. Bisa bahaya untuk kesehatan.

Jakarta – Hari Valentine identik dengan cokelat, yang sering dijadikan simbol kasih sayang. Namun, di balik rasa manis dan tekstur lembutnya, konsumsi cokelat dalam jumlah berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan.

Banyak orang mengonsumsi cokelat sebagai camilan sehari-hari atau pelipur lara di saat suasana hati sedang tidak baik. Meski terasa nikmat, penting untuk mengetahui risiko kesehatan yang bisa muncul jika terlalu sering mengonsumsinya.

Risiko Kesehatan Akibat Konsumsi Cokelat Berlebihan
Berpotensi Menyebabkan Kenaikan Berat Badan
Cokelat, terutama varian susu dan putih, mengandung kadar gula serta lemak jenuh yang tinggi. Asupan berlebihan dapat menyebabkan kelebihan kalori, yang berujung pada peningkatan berat badan. Dilansir dari Live Strong, lonjakan gula darah akibat konsumsi cokelat juga dapat memicu rasa lapar berlebih, yang membuat seseorang cenderung makan lebih banyak.

Meningkatkan Kadar Kolesterol Jahat
Lemak jenuh yang terdapat dalam cocoa butter pada cokelat dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, risiko penyakit jantung bisa meningkat.

Dapat Memicu Jerawat
Makanan tinggi gula, termasuk cokelat, dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, termasuk di kulit. Lonjakan kadar gula darah dapat merangsang produksi minyak berlebih di wajah, sehingga meningkatkan risiko munculnya jerawat. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa cokelat hitam juga dapat memperparah kondisi kulit berjerawat.

Menimbulkan Gangguan Pencernaan
Bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau sindrom iritasi usus (IBS), cokelat yang kaya akan susu dan gula bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, kandungan kafein dalam cokelat dapat merangsang produksi asam lambung berlebih, yang dapat menyebabkan sakit perut dan diare.

Meningkatkan Risiko Batu Ginjal
Cokelat mengandung oksalat, senyawa yang dapat berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal. Bagi mereka yang rentan terhadap kondisi ini, sebaiknya membatasi konsumsi cokelat guna mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal yang bisa menyebabkan nyeri hebat.

Memicu Migrain
Kandungan kafein dan beta-phenylethylamine dalam cokelat dapat mempengaruhi sistem saraf serta menyempitkan pembuluh darah, yang pada akhirnya bisa menjadi pemicu migrain. Bagi individu yang sensitif terhadap zat ini, konsumsi cokelat dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sakit kepala yang mengganggu.

Meskipun cokelat memiliki manfaat jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, tetap penting untuk menjaga keseimbangan agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *