Jakarta – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui bahwa banyak industri yang mengeluhkan karena kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang memberikan harga gas murah belum diterapkan. Oleh karena itu, Agus berharap kebijakan tersebut segera dapat diterapkan agar industri dapat membeli gas dengan harga terjangkau, yaitu sebesar US$6 per MMBTU.
“Menurut saya, kebijakan ini harus segera diberlakukan, karena pabrik-pabrik tetap perlu beroperasi. Gas yang dibutuhkan harus tersedia,” ungkap Agus saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (17/1).
Agus menambahkan, gas merupakan bahan baku utama dalam industri, sehingga kestabilan harga gas sangat penting untuk kelangsungan usaha.
“Gas adalah komponen dan variabel terpenting dalam proses produksi serta bahan baku,” jelasnya.
Selain itu, Agus juga berharap agar Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai distributor dapat memenuhi komitmen mereka kepada industri sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, khususnya terkait dengan ketersediaan pasokan gas.
“Bagi industri, yang paling penting adalah adanya pasokan gas yang terjamin dengan harga yang stabil. Harga tidak boleh fluktuatif, dan apa yang telah disepakati dalam kontrak antara industri dan PGN harus dipenuhi oleh PGN,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa kebijakan HGBT masih dalam tahap pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa tujuh industri yang selama ini menikmati manfaat gas murah akan tetap mendapatkan alokasi.
“Untuk tujuh industri itu, hampir dapat dipastikan mereka akan melanjutkan penerimaan manfaat ini,” katanya saat ditemui di Kantornya, Kamis (16/1).
Namun, karena ada usulan untuk menambah jumlah industri yang berhak mendapatkan gas murah, pembahasan masih terus berlangsung. Bahlil menegaskan bahwa kebijakan HGBT harus memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian.
“Jangan sampai seluruh gas diberikan ke HGBT, namun negara tidak memperoleh pendapatan. Kami sedang menghitung dengan cermat, gas harus diberikan, tetapi industri juga harus menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, gas harus menjadi bahan baku yang mengarah pada peningkatan PPN atau PPh. Ini sedang kami hitung,” tambah Bahlil. (des*)