Jakarta – Meta, perusahaan induk Facebook dan sejumlah platform media sosial lainnya, mengumumkan perubahan signifikan dalam kebijakan moderasi kontennya. Perubahan ini disampaikan langsung oleh pendiri Meta, Mark Zuckerberg, melalui sebuah video yang dirilis baru-baru ini.
Pemeriksa Fakta Digantikan Catatan Komunitas
Meta memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan organisasi pemeriksa fakta pihak ketiga dan menggantinya dengan sistem “Catatan Komunitas” atau Community Notes. Sistem baru ini mirip dengan fitur serupa yang digunakan platform X (sebelumnya Twitter).
Melalui sistem ini, pengguna akan dapat menambahkan catatan pada unggahan yang dianggap mengandung informasi menyesatkan. Rencana ini diharapkan akan mulai diterapkan dalam beberapa bulan ke depan di berbagai platform Meta, seperti Facebook, Instagram, dan Threads, yang memiliki lebih dari 3 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.
“Sistem kami kini memberikan dampak nyata melalui label dan pengurangan distribusi konten. Namun, program pemeriksaan fakta terlalu sering berubah menjadi alat sensor,” ujar Zuckerberg, seperti dilansir oleh Al Jazeera.
Zuckerberg juga menyoroti bahwa perubahan ini akan berlaku untuk semua jenis konten, termasuk isu sensitif seperti gender dan imigrasi.
Dampak Perubahan Kebijakan
Sebelumnya, Meta bekerja sama dengan lebih dari 90 organisasi pemeriksa fakta di lebih dari 60 bahasa, termasuk PolitiFact dan AFP Fact Check. Organisasi ini bertugas meninjau konten yang diunggah pengguna dan memberikan label jika ditemukan misinformasi. Namun, keputusan untuk menghapus konten tetap berada di tangan Meta, sesuai dengan Standar Komunitas dan kebijakan iklan yang berlaku.
Dengan penerapan Catatan Komunitas, Meta memberikan ruang bagi pengguna untuk secara langsung memberikan konteks pada unggahan tertentu. Misalnya, di platform X, catatan komunitas muncul sebagai penjelasan tambahan yang sering kali didukung oleh tautan ke sumber terpercaya.
Pro dan Kontra Sistem Baru
Keputusan Meta untuk menggantikan pemeriksa fakta dengan Catatan Komunitas menuai beragam respons. Beberapa pihak mengkritik langkah ini karena dikhawatirkan akan meningkatkan penyebaran misinformasi di platform. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kebijakan ini dapat menjawab kritik dari kelompok sayap kanan yang selama ini menilai moderasi konten Meta cenderung bias.
Langkah ini juga dipandang sebagai persiapan Meta menjelang pelantikan kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Pendukung Trump dikenal sering mengecam moderasi konten daring, yang dianggap sebagai bentuk penyensoran terhadap pandangan politik mereka.
Dengan perubahan kebijakan ini, Meta berharap dapat menciptakan sistem moderasi yang lebih inklusif sekaligus menjaga kebebasan berekspresi di platformnya.(BY)