Nilai Ekspor Bunga Matahari Meningkat, Indonesia Siap Jadi Pemain Utama

Bisnis Bunga Matahari
Bisnis Bunga Matahari

Jakarta – Beberapa waktu lalu, lagu “Gala Bunga Matahari” yang dinyanyikan oleh Sal Priadi viral di media sosial. Tak hanya lagunya yang menarik, namun keindahan visual bunga matahari juga mencuri perhatian banyak orang.

Dikutip dari unggahan Instagram Kementerian Pertanian pada Selasa (28/1/2025), bunga matahari (Helianthus annuus) ternyata memiliki nilai ekonomi yang besar dan peluang agribisnis yang menjanjikan.

  1. Tanaman Penghasil Minyak Nabati

Secara global, bunga matahari merupakan salah satu tanaman utama penghasil minyak nabati berkualitas tinggi. Selain dimanfaatkan untuk pangan, bunga matahari juga memiliki peran penting dalam sektor non-pangan. Biji bunga matahari digunakan untuk pakan ternak berkualitas tinggi, sedangkan sisa dari proses ekstraksi minyaknya bisa dijadikan bahan baku bioenergi, seperti biodiesel.

Baca Juga  Prabowo Siapkan Perpres Pemutihan Utang untuk Nelayan dan Petani

Keindahan bunga matahari juga dimanfaatkan di sektor hortikultura dan pariwisata. Taman bunga yang dipenuhi bunga matahari menjadi daya tarik wisatawan dan mendukung sektor ekowisata.

Di Indonesia, potensi bunga matahari sebagai komoditas unggulan semakin terlihat. Sebagai bagian dari diversifikasi pertanian, bunga matahari dapat meningkatkan pendapatan petani melalui budidaya yang efisien dan hasil panen yang bernilai tinggi.

  1. Nilai Ekspor Bunga Matahari

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, pada tahun 2023 nilai ekspor minyak bunga matahari global mencapai Rp300 triliun, dengan Ukraina, Rusia, dan Argentina sebagai produsen utama.

Baca Juga  Sekretariat Negara Tentukan Mobil Dinas Kabinet Baru Indonesia

Namun, Indonesia memiliki keuntungan kompetitif karena iklim tropisnya yang sangat mendukung budidaya bunga matahari. Tanaman ini tumbuh subur di daerah yang memiliki sinar matahari yang melimpah dan curah hujan yang cukup.

Beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Selatan telah mulai mengembangkan budidaya bunga matahari sebagai alternatif tanaman komoditas.

Tahukah Kamu?

Varietas unggul bunga matahari seperti Hal dan Hal5 yang dikembangkan oleh Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Pemanis dan Serat (BPSITAS) di Malang, dapat menghasilkan rendeman biji mencapai 28-29%. Potensi ini membuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dalam negeri.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *