Iran Hadapi Keterbatasan Jet Tempur, Fokus Kembangkan Drone dan Rudal

Jet Tempur
Jet Tempur

Jakarta Iran meluncurkan ratusan rudal balistik dan rudal hipersonik sebagai balasan terhadap serangan Israel ke Lebanon pada Rabu (2/10) dini hari waktu setempat.

Dalam menghadapi serangan ini, Israel telah mengaktifkan sistem pertahanan anti-rudal unggulannya, Iron Dome, menyusul serangan masif dari Iran yang terjadi dalam beberapa jam sebelumnya pada Selasa (1/10) malam.

Kedua negara ini tampak memanfaatkan kekuatan militer udara mereka yang terbaik dalam aksi saling serang ini.

Kekuatan Udara Iran

Menurut laporan Reuters, angkatan udara Iran terdiri dari sekitar 37 ribu personel. Namun, Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) menyebutkan bahwa jumlah ini telah menurun akibat sanksi internasional yang berlaku selama beberapa dekade.

Saat ini, Iran hanya memiliki belasan jet tempur yang berfungsi, mayoritas merupakan warisan dari Amerika Serikat dan Rusia. Beberapa jenis jet tempur yang dimiliki Iran meliputi F-4, F-5, Sukhoi-24 dari Rusia, serta beberapa pesawat MiG-29, F7, dan F14.

Baca Juga  Harga Minyak Kembali Terjun ke Bawah US$100 Per Barel

Selain itu, angkatan udara Iran juga dilengkapi dengan drone, dan IISS memperkirakan Iran memiliki ribuan drone yang digunakan untuk menyerang target udara.

Iran juga memiliki persediaan rudal permukaan-ke-udara, dengan lebih dari 3.500 rudal yang tersedia, termasuk sumbangan rudal S-3000 dari Rusia pada 2016, yang dapat menyerang beberapa target secara bersamaan. Iran juga memproduksi rudal permukaan-ke-udara sendiri, seperti Sayyad dan Raad.

Meskipun demikian, Iran masih bergantung pada jet tempur yang sudah tua, yang dianggap sebagai “kelemahan relatif” oleh IISS, karena negara-negara lain telah mengupgrade armada mereka dengan jet tempur yang lebih modern.

Kekuatan Udara Israel

Angkatan udara Israel dianggap sebagai yang terkuat di Timur Tengah, dengan ratusan jet tempur canggih yang diperoleh dari Amerika Serikat, termasuk F-15, F-16, dan F-35. Menurut laporan Reuters, ketiga jenis jet tempur tersebut berperan penting dalam menghadapi serangan rudal dan drone Iran pada April 2024 lalu.

Baca Juga  Garda Revolusi Iran Gelar Latihan Militer Tanggapi Kematian Haniyeh

Untuk pertahanan, Israel memiliki drone Heron, yang dapat terbang lebih dari 30 jam dan mampu melakukan serangan jarak jauh hingga 250 kilometer. Israel juga dilengkapi dengan sistem pertahanan Iron Dome, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defence Systems dengan dukungan AS.

Iron Dome dirancang untuk mencegat roket dan rudal dengan menggunakan radar untuk mendeteksi dan melacak ancaman. Sistem ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif di dunia, dan Kementerian Pertahanan Israel mengklaim tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen.

Israel saat ini memiliki 10 unit Iron Dome yang ditempatkan di berbagai lokasi strategis, memberikan perlindungan kota terhadap roket dengan jangkauan antara empat hingga 70 kilometer.

Perbandingan Kekuatan

Berdasarkan Global Firepower Index, Israel unggul jauh dibandingkan Iran dalam hal kekuatan udara. Israel tercatat memiliki 612 jet tempur, sementara Iran hanya memiliki 551.

Baca Juga  Panduan Memilih DJI NEO, Drone Ideal untuk Mengabadikan Momen Berharga

Namun, bagi Iran, jet tempur bukanlah prioritas utama dalam memperkuat kekuatan udara mereka, terutama karena sanksi yang membuat mereka tidak dapat membeli pesawat baru. Oleh karena itu, Iran lebih fokus mengembangkan senjata lainnya seperti drone, roket, dan rudal balistik.

Pakar Timur Tengah dari IISS, Fabian Hinz, menjelaskan bahwa bagi Iran, pesawat terbang tidaklah menjadi hal yang penting. Mereka menyadari bahwa sulit untuk memperbarui armada mereka akibat sanksi, sehingga fokus pada pengembangan senjata lain menjadi lebih strategis.(des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *