Jakarta – Sarapan merupakan aktivitas makan di pagi hari sebelum memulai rutinitas sehari-hari. Sarapan memiliki peran penting dalam meningkatkan energi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Namun, banyak orang yang melewatkan sarapan karena kesibukan mereka. Apa yang akan terjadi jika seseorang tidak sarapan selama sebulan?
Dampak Tidak Sarapan Selama Sebulan
Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi pada tubuh jika seseorang melewatkan sarapan selama satu bulan:
1. Gangguan Metabolisme Tubuh
Pranav Honnavara Srinivasan, seorang konsultan gastroenterologi, menjelaskan bahwa kebiasaan sarapan yang teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang menjadi indikator penting kesehatan metabolisme. Sebaliknya, melewatkan sarapan dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin. Selain itu, kadar glukosa darah dan respons insulin setelah makan juga akan meningkat, menandakan bahwa tubuh tidak merespons makanan dengan efisien di waktu berikutnya. “Tanpa sarapan untuk memulai metabolisme energi, seseorang mungkin mengalami fluktuasi energi, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi sepanjang hari,” ujar Srinivasan. “Efek ini dapat semakin parah jika sarapan terus-menerus dilewatkan selama sebulan, yang juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.”
2. Penurunan Fungsi Kognitif dan Gangguan Suasana Hati
Srinivasan juga menjelaskan bahwa tidak sarapan dapat memengaruhi fungsi kognitif dan suasana hati seseorang. “Penelitian yang dipublikasikan di *Frontiers in Human Neuroscience* menunjukkan bahwa sarapan dikaitkan dengan peningkatan perhatian, daya ingat, dan kinerja akademis,” ujarnya. Melewatkan sarapan selama sebulan dapat mengganggu kadar serotonin, yang pada akhirnya dapat memicu iritabilitas, kecemasan, dan bahkan gejala depresi.
3. Berat Badan Tidak Terkendali
Srinivasan juga menyebutkan bahwa melewatkan sarapan bisa membuat berat badan sulit dikendalikan. “Beberapa penelitian, seperti yang dipublikasikan di *Obesity Research and Clinical Practice*, menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berkaitan dengan penambahan berat badan dan peningkatan risiko obesitas,” ujarnya. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan makan berlebihan sebagai kompensasi, perubahan nafsu makan, dan penurunan laju metabolisme.
4. Kekurangan Nutrisi
Tidak sarapan juga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh setiap hari. Nutrisi seperti vitamin, mineral, dan serat yang seharusnya didapat dari makanan menjadi tidak terpenuhi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dalam jangka panjang.
5. Risiko Kesehatan Kronis
Srinivasan juga menegaskan bahwa melewatkan sarapan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis. Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi, kolesterol jahat yang tinggi, dan peradangan dalam tubuh. Selain itu, kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, yang berkaitan dengan gangguan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa yang tidak teratur.
6. Mudah Lelah
Melewatkan sarapan dapat menyebabkan seseorang mudah merasa lelah sepanjang hari. Dilansir dari *EatThis*, sarapan memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Ketika sarapan dilewatkan, kadar gula darah dapat turun, menyebabkan rasa lelah dan lesu. Sebuah studi tahun 2021 menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berkaitan dengan peningkatan kelelahan dan penurunan kualitas tidur. Ahli gizi Sarah Schlichter menambahkan, “Karena makan adalah sumber energi, melewatkan sarapan dapat menyebabkan kelelahan, pusing, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan penurunan kinerja kognitif.