Jakarta – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, mengakui bahwa harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) berpotensi mencapai USD100 per barel setelah serangan Iran ke Israel.
Menurutnya, sebelum konflik antara kedua negara Timur Tengah tersebut pecah pada Februari 2024, harga minyak mentah telah menunjukkan tren kenaikan sekitar USD5 per barel setiap bulannya.
“Dengan adanya konflik baru antara Iran dan Israel, harga minyak mentah bisa mendekati USD100 per barel,” kata Tutuka dalam sebuah webinar yang diikuti secara virtual pada Senin (15/4/2024).
Namun, Tutuka menambahkan bahwa pemerintah masih menunggu tanggapan dari Israel dan Amerika terkait dampak konflik terhadap harga minyak ini, karena hingga kini belum ada respon resmi dari kedua negara tersebut terhadap serangan tersebut.
“Saya setuju kemungkinan besar harga ICP naik ke USD100. Namun apakah ini berkelanjutan atau hanya lonjakan sesaat? Saya masih menunggu reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut, jadi masih berdiskusi. Ada kemungkinan hanya lonjakan dalam waktu singkat,” jelas Tutuka.
Tutuka juga mengatakan bahwa pihaknya telah memantau situasi ini selama 40 bulan terakhir, termasuk parameter seperti nilai tukar, ICP, dan faktor-faktor lainnya.
“Jika kita melihat ICP sejak Februari, harga naik terus dari Maret hingga April. Kenaikan sekitar USD5 per bulan, yang jika dijumlahkan tidak menguntungkan bagi Indonesia,” ujar Tutuka.(BY)