Jakarta – Iran dilaporkan sedang melakukan evakuasi terhadap personel Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Suriah sebagai tanggapan terhadap ancaman serangan balasan dari Israel. Keputusan ini diambil setelah rapat kabinet perang pada Selasa lalu menegaskan bahwa Israel akan memberikan respons terhadap serangan yang dilakukan oleh Iran, meskipun tidak disebutkan kapan akan dilakukan.
Menurut laporan dari surat kabar Amerika Serikat, The Wall Street Journal (WSJ), yang mengutip beberapa sumber pejabat dari Suriah dan Iran, sejumlah personel IRGC yang ditempatkan di beberapa lokasi di Suriah telah dipindahkan.
Informasi tersebut menyebutkan bahwa IRGC dan kelompok Hizbullah Lebanon telah mengurangi jumlah perwira senior yang berada di Suriah. Sementara itu, perwira menengah telah dipindahkan dari lokasi tugas asalnya, namun masih berada di Suriah.
Selain itu, laporan tersebut juga mengungkap bahwa Amerika Serikat tidak akan memberikan dukungan terhadap serangan balasan yang dilakukan oleh Israel. Presiden Joe Biden bahkan telah menghubungi langsung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencegah eskalasi konflik.
Lebih lanjut, WSJ melaporkan bahwa Iran sedang mempersiapkan aset-aset udara dan lautnya untuk merespons setiap serangan yang dilakukan oleh Israel. Armada perang Iran juga telah disiagakan untuk mengawal kapal-kapal dagang di Laut Merah.
Insiden terakhir terjadi saat Israel menyerang kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April yang menyebabkan tewasnya 12 orang, termasuk tujuh perwira Garda Revolusi Iran. Salah satu dari mereka adalah seorang brigadir jenderal yang merupakan komandan senior dari pasukan elite Quds.(des)