Tel Aviv – Pada Jumat (29/3/2024) yang lalu, Israel menjadi saksi dari pemandangan langka dan unik ketika ribuan warga Arab dan Yahudi bersatu dalam unjuk rasa untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Aksi demonstrasi ini terjadi dalam rangka peringatan Hari Tanah Palestina, yang juga dikenal sebagai Hari Tanah, yang diadakan setiap tahun untuk mengenang kekejaman yang dialami oleh para pengunjuk rasa Arab Palestina pada tahun 1976. Peristiwa tersebut melibatkan perampasan tanah oleh pemerintah Israel, yang menyebabkan protes dan pembantaian.
Dilansir oleh AFP, para pengunjuk rasa dipimpin oleh anggota Parlemen Israel (Knesset) keturunan Arab, mereka memimpin barisan melalui Kota Deir Hanna. Mereka membawa bendera Palestina dan spanduk bertuliskan “Hentikan perang di Gaza.”
Mayoritas dari peserta unjuk rasa adalah warga negara Arab Israel, yang merupakan warga Palestina yang tetap tinggal di wilayah tersebut setelah perang pada tahun 1948. Saat ini, mereka menyumbang sekitar 21 persen dari total populasi Israel.
Tidak hanya warga Arab, beberapa warga Yahudi Israel juga turut serta dalam demonstrasi tersebut. Beberapa di antara mereka membawa poster bertuliskan “Yahudi dan Arab menolak menjadi musuh.”
Peringatan Hari Tanah Palestina memperingati peristiwa pada 30 Maret 1976, ketika warga Arab memprotes penyitaan tanah oleh otoritas Israel di wilayah utara Galilea. Peristiwa tersebut berujung pada pembantaian yang menewaskan enam orang. Namun, protes tersebut berhasil mencegah rencana Israel untuk merampas tanah tersebut.
Ketua Dewan Kota Deir Hanna, Saeed Hussein, menyampaikan bahwa aksi protes tersebut merupakan tonggak sejarah yang penting. Namun, ia juga menegaskan bahwa diskriminasi terhadap warga Arab di Israel masih terus berlanjut dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Mantan anggota parlemen Israel, Mohammed Barakeh, menambahkan bahwa warga Arab Israel masih menghadapi pengungsian dan penindasan hingga saat ini. Dia juga mengecam genosida yang dilakukan oleh Israel di wilayah Palestina.
Dengan semakin meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hamas dalam beberapa bulan terakhir, warga Arab di Israel merasakan permusuhan yang semakin intensif. Konflik dimulai ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel Selatan sebagai balasan atas kekejaman yang dialami warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza.
Serangan balik Israel terhadap Jalur Gaza telah menyebabkan banyak korban sipil Palestina, terutama perempuan dan anak-anak. Sejumlah warga Yahudi Israel juga menyatakan solidaritas mereka dengan warga Arab dalam unjuk rasa tersebut, menuntut diakhiri pembantaian dan perang di Gaza.(des)