Perjuangan Mewujudkan Hilirisasi, Teten Masduki dan Tantangan UMKM

Menkop UKM Teten ungkap tantangan hilirisasi UMKM.
Menkop UKM Teten ungkap tantangan hilirisasi UMKM

Jakarta Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam upaya mewujudkan hilirisasi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian dan perikanan. Baginya, hilirisasi adalah langkah awal penting dalam menciptakan ekonomi yang berkelanjutan untuk masyarakat.

Teten menganggap bahwa hilirisasi tidak hanya relevan untuk industri besar seperti pertambangan dan mineral, tetapi juga sangat penting untuk sektor-sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan yang banyak dijalankan oleh koperasi dan UMKM.

“Dalam hilirisasi, bukan hanya tentang meningkatkan nilai tambah semata. Ini lebih tentang mengubah pola ekspor dari bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, yang pada akhirnya akan mendorong perkembangan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Teten pada Sabtu (9/3/2024).

Baca Juga  Airlangga; Pendapatan Per Kapita Dorong Peningkatan Pusat Perbelanjaan di Jakarta

Meskipun begitu, dalam mewujudkan hilirisasi di tingkat UMKM, masih terdapat beberapa tantangan yang belum terpecahkan, seperti akses terhadap modal dan integrasi dalam rantai pasokan industri besar.

“Mengapa sampai sekarang UMKM masih mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi modern, pembiayaan, dan pasar? Hal ini disebabkan karena UMKM kita tidak terhubung dengan industri. Kebanyakan UMKM bersifat mandiri karena berada dalam skala mikro. Mereka memproduksi bahan baku sendiri, melakukan kemasan sendiri, dan sebagainya,” tambah Teten.

Teten menyatakan bahwa seharusnya hilirisasi membuat UMKM menjadi tolak ukur seperti yang dilakukan oleh negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan lainnya, di mana UMKM telah terintegrasi dalam rantai pasokan industri.

Baca Juga  Perlinsos 2024, Langkah-Langkah Mudah Memeriksa Bansos via Situs Resmi Kemensos

Dalam diskusi yang sama, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menambahkan bahwa terdapat setidaknya tiga syarat yang harus dipenuhi agar UMKM dapat terlibat dalam rantai pasokan dalam upaya hilirisasi. Pertama, produk harus memenuhi standar yang diharapkan oleh konsumen. Kedua, harus memiliki volume produksi yang besar. Ketiga, adanya keberlanjutan produksi.

Menurut Faisal, hilirisasi tidak dapat tercapai tanpa dukungan dari hulu yang kuat. Oleh karena itu, UMKM harus mampu menyediakan pasokan yang besar dan berkelanjutan.

“Industri besar mungkin sudah memenuhi standar ini, namun masih ada yang kesulitan karena kurangnya pasokan bahan baku. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam memastikan ketiga syarat ini dapat terpenuhi, serta peran berbagai pemangku kepentingan dalam menyelesaikan masalah ini,” tambahnya.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *