Rembang,fativa.id – Hasil ikan pindang asap asal Desa PasarBanggi Kecamatan Rembang selama ini dipasok ke daerah Rembang dan Blora. Sebanyak 100 warga setempat saat ini menggantungkan pencahariannya dari produksi ikan pindang asap
Salah satu pengasapan ikan pindang Solichin (46), warga asli desa PasarBanggi mengaku sudah menekuni usahanya sejak 1997 silam. Tiap hari dia mampu memproduksi pindang sebanyak 30 kilo ikan pindang. Satu kilo berisi 10-12 ekor ikan pindang ukuran sedang.
“Semua bahan baku sudah ada yang memasok, sebagian berasal dari Juana Pati,” ujar Solichin, saat ditemui wartawan fativa.id.Sabtu (16/3/2024)
Ikan pindang asap hasil produksinya benar-benar tanpa pengawet dan mampu bertahan hingga dua-tiga hari. Untuk menghasilkan ikan pindang asap yang bagus, Ikan yang sudah dibersihkan ditusuk pakai bambu lalu dipanggang dengan kayu jati.
Ia membeli ikan pindang dari pengepul ikan dari Juana satu kilo seharga Rp 17.000-20.000/kilo dan menjual ke pasar perbiji dengan harga Rp 2500- 3000, tergantung besar kecilnya ikan pindang asapnya.
Pengasapan ikan pindang yang lain Sulikah ( 50), mengaku sudah menekuni usaha tersebut sejak 1998 silam. Tiap hari dia mampu memproduksi pindang sebanyak 60 kilogram. Namun saat puasa, produksi pindang bisa naik hingga tiga kali lipat. Ikan yang diasap jenis ikan pindang ( ikan gatel red)
“Biasanya produksi pengasapan pindang tidak pernah berhenti walaupun pada saat musim penghujan,” ujar Sulikah.
Saat ini para pengasapan pindang belum beralih menggunakan asap trobong dengan mengunakan batok kelapa dibandingkan kayu bakar.
Menurutnya kayu bakar rasanya lebih enak,karena masih mengunakan tradisional bila dibanding dengan batok kelapa. Selain kayu lebih irit dan mudah carinya,” pungkasnya.(putra/Aziz)