Jakarta – Biaya produksi mobil listrik diprediksi akan menjadi lebih terjangkau dibandingkan mobil dengan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) dalam beberapa tahun mendatang.
Dilansir dari ArenaEV pada Selasa (12/3/2024), perusahaan analis Gartner menyatakan bahwa pada awal tahun 2027, kendaraan listrik yang menggunakan tenaga baterai diproyeksikan akan memiliki biaya produksi yang lebih murah dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
Baterai, yang merupakan komponen paling mahal dalam mobil listrik, kini semakin terjangkau. Namun, dampak signifikan untuk menurunkan biaya produksi mobil listrik adalah penerapan teknik “gigacasting”.
Dalam teknik ini, produsen mobil membuat potongan bodi mobil yang lebih besar dari satu potongan logam daripada mengelas dan merekatkan banyak bagian menjadi satu. Tesla telah menjadi contoh utama dalam menerapkan teknik ini, yang berhasil menghemat waktu dan biaya dalam proses produksinya.
“Para analis memperkirakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, biaya produksi mobil listrik bisa menyamai bahkan turun di bawah harga mobil berbahan bakar fosil,” seperti yang dikutip dari ArenaEV.
Namun demikian, ada catatan kurang menggembirakan, yaitu kendaraan listrik dengan desain rumit dan teknologi baterai terintegrasi dapat menyebabkan biaya perbaikan di bengkel menjadi lebih tinggi.
“Jika mengalami kecelakaan serius, biaya perbaikan kendaraan listrik diperkirakan akan 30% lebih mahal dibandingkan dengan perbaikan mobil berbahan bakar serupa,” ungkapnya.
Meskipun potensi penurunan biaya membuat kendaraan listrik semakin menarik bagi konsumen, persaingan di pasar tersebut semakin ketat. Produsen mobil yang sudah mapan mulai mengambil serius teknologi listrik, sementara merek-merek China seperti BYD dan MG berusaha keras untuk menciptakan model dengan harga yang lebih bersaing.(BY)