Semarang,fativa.id – Indonesia merupakan salah satu negara penghasil gas alam terbesar di dunia. Pada 2015, Indonesia masuk sepuluh negara teratas di dunia dalam produksi gas alam. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ketiga di kawasan Asia-Pasifik dalam hal cadangan gas alam terbesar setelah Australia dan Cina.
Gas alam memang menjadi salah satu sumber energi alam yang penting dan sangat berharga, terutama untuk mendukung sektor perindustrian, pembangkit listrik, dan sektor komersial, serta memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Gas alam memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, ada beberapa gas alam yang dapat ditemukan serta diolah menjadi beberapa jenis bahan bakar, seperti LNG, LPG, hingga CNG. Berikut ini beberapa perbedaan ketiganya.
- LNG (Liquefied Natural Gas)
LNG merupakan bentuk gas alam yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Gas alam jenis ini memiliki sifat-sifat khusus, seperti tidak berbau, tidak korosif, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun. Salah satu keunggulan utama LNG adalah kemudahan dalam proses penyimpanannya sehingga transportasi dari satu fasilitas pengolahan ke fasilitas lain dapat dilakukan dengan mudah.
LNG terdiri atas gas metana dengan komposisi sekitar 90 persen metana (CH4), yang diubah menjadi bentuk cair dengan menurunkan suhunya menjadi -163 derajat Celsius pada tekanan atmosferis. Proses ini mengurangi volume gas menjadi sekitar 600 kali lebih kecil. Penyusutan volume ini memudahkan transportasi LNG dalam jumlah yang lebih besar.
LNG diangkut melalui kapal menuju terminal LNG dan disimpan dalam tangki dengan tekanan atmosferis. Kemudian LNG diubah kembali menjadi gas dan dialirkan melalui sistem transmisi. Meski begitu, ada beberapa kekurangan LNG, antara lain penggunaannya memerlukan infrastruktur yang kompleks.
- LPG (Liquefied Petroleum Gas)
Gas alam jenis LPG paling populer di masyarakat karena digunakan secara luas sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai isi korek api. Indonesia sendiri memiliki produksi LPG yang dikelola PT Pertamina (Persero) serta dipasarkan dengan nama elpiji. Gas ini terdiri atas komponen propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti LPG propana, LPG butana, dan LPG campuran yang merupakan kombinasi kedua jenis tersebut.
Elpiji dihasilkan melalui proses penyulingan minyak bumi atau melalui kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas alam. Pencairan gas alam menjadi bentuk cair (LPG) bertujuan mempermudah pengangkutan ke konsumen karena volume LPG jauh lebih kecil dibanding volume gas alamnya. Untuk menjaga agar LPG tetap berada dalam keadaan cair pada suhu kamar, LPG disimpan dalam tangki bertekanan (pressurized tank).
Jika dilihat dari sifatnya, LPG berbeda dengan LNG karena lebih mudah terbakar dan mudah meledak jika terjadi kebocoran atau paparan panas ekstrem. Karena itu, perlu ada perhatian ekstra dalam penanganan, penyimpanan, serta penggunaan LPG untuk mencegah kecelakaan yang dapat membahayakan jiwa dan harta benda.
- CNG (Compressed Natural Gas)
CNG merupakan jenis gas alam yang dikompresi pada tekanan tinggi sehingga volumenya menjadi lebih kecil, sekitar 1/250 dari volume gas pada keadaan standar. Kompresi gas alam menjadi CNG bertujuan agar jumlah pengangkutannya lebih banyak sehingga memungkinkan transportasi yang efisien.
Berbeda dengan LPG, CNG tidak berbau dan tidak korosif. Namun penyimpanan CNG membutuhkan ruang yang luas dengan tekanan yang sangat tinggi untuk menjaga kemurniannya. Di Indonesia, CNG banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri gas.
Seperti pengangkutan gas alam dalam bentuk LNG, pengangkutan CNG memerlukan fasilitas pengiriman dan penerimaan. Saat ini, pengangkutan CNG dilakukan menggunakan trailer. Proses transportasi CNG memerlukan tiga jenis fasilitas, yaitu fasilitas pengiriman (mother station), fasilitas transportasi, dan fasilitas penerimaan (daughter station).