KOTA MALANG – Tingginya harga beras di Kota Malang mendorong pemerintah daerah untuk terus mengadakan operasi pasar. Operasi pasar dengan beras kembali dilakukan pada Selasa (26/3/2024) di Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Pada operasi pasar kali ini, sebanyak 5.000 kilogram atau setara dengan 5 ton beras SPHP Bulog disediakan. Setiap warga diperbolehkan membeli dua kemasan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan berat 5 kilogram, dengan harga dua kemasan sejumlah Rp102 ribu.
Terlihat warga sudah mulai antre sejak pukul 07.30 WIB, di pagi Selasa. Mereka berasal dari Kelurahan Arjowinangun dan sekitarnya, berdesakan untuk mendapatkan kupon.
Warga dengan sabar menunggu di bawah sinar matahari. Bahkan, beberapa di antara mereka membawa anak-anak kecil. Dalam waktu kurang dari satu jam, seluruh stok beras 5 ton itu terjual habis.
Salah seorang warga bernama Da’iyah mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya dia bisa ikut serta dalam operasi pasar. Di sini, dia bisa membeli beras seharga Rp102 ribu, padahal harga di luar masih mencapai Rp75 ribu untuk jumlah yang sama.
“Di sini lebih murah, hanya Rp102 ribu. Di luar masih mahal, sekitar Rp75 ribu,” kata Da’iyah, warga Kelurahan Arjowinangun.
Meskipun harus antre sejak pukul 08.00 WIB, atau sekitar satu jam, perempuan berusia 53 tahun itu merasa senang bisa mendapatkan beras dengan harga terjangkau. “Meski harus antre dari jam delapan, sudah satu jam antre, tapi senang juga bisa dapat beras murah,” ujarnya.
Khoiriyah juga merasa bersyukur karena bisa mendapatkan beras seharga Rp 102 ribu untuk dua kemasan, total 5 kilogram. Menurutnya, harga tersebut tidak akan ditemukan di pasaran.
“Beruntung bisa mendapat beras murah di sini. Di luar, harganya tidak seberapa. Rencananya, beras ini akan kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Khoiriyah.
Khoiriyah menambahkan bahwa tingginya harga beras juga diikuti oleh kenaikan harga-harga lainnya. Bahkan, hampir semua harga sembako seperti telur, minyak goreng, gula, dan daging juga mengalami kenaikan.
“Semuanya naik, termasuk telur, minyak goreng, gula, dan daging. Kami kesulitan sekarang, terutama menjelang hari raya ketika harga-harga semakin melambung,” katanya.
Juwariyah juga mengakui keuntungan dari operasi pasar ini, meskipun harus antre selama sekitar 1,5 jam. Dia berhasil mendapatkan beras dengan harga Rp 51.000 per 5 kilogram.
“Antre sejak pagi, sudah lebih dari satu jam. Tapi demi mendapatkan beras dengan harga terjangkau seperti ini, karena di pasar biasa sulit mendapatkan dengan harga lebih murah, biasanya sekitar 75 ribu. Kami berharap harga tetap stabil, terutama menjelang pergantian presiden,” ungkapnya.(BY)