Ekonom Senior Kritik Rencana Libur Tambahan Karyawan BUMN

Rencana Karyawan BUMN Libur Jumat, Sabtu, Minggu.
Rencana Karyawan BUMN Libur Jumat, Sabtu, Minggu.

Jakarta – Rencana pemberian libur tambahan kepada karyawan BUMN dinilai tidak tepat oleh beberapa pihak, karena dianggap dapat mengurangi produktivitas dan kinerja perusahaan berbasis industri.

Opsi libur tambahan sedang dipertimbangkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Pemegang saham berencana memberikan libur tambahan kepada karyawan BUMN pada hari Jumat, selain libur akhir pekan di Sabtu dan Minggu.

Libur tambahan hanya akan diberikan kepada karyawan BUMN yang telah bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu. Namun, libur pada hari Jumat tidak berlaku setiap minggu, melainkan karyawan dapat mengajukan dua kali libur tambahan dalam sebulan.

Ekonom Senior Indef Tauhid Ahmad berpendapat bahwa kebijakan ini hanya akan mengurangi produktivitas karena waktu yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan akan berkurang akibat kekurangan tenaga kerja akibat libur pada hari Jumat.

Baca Juga  Pasar Godean Sleman Diresmikan, Dibangun dengan Konsep Green Building

Menurutnya, skema yang lebih ideal untuk mengapresiasi karyawan yang bekerja lembur adalah memberikan kompensasi sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan. Dia menekankan bahwa mengurangi waktu kerja dalam seminggu dapat berdampak negatif pada produktivitas perusahaan.

Tauhid menyatakan, sebuah industri memerlukan waktu dan tenaga kerja untuk mengembangkan bisnisnya. Jika waktu yang diperlukan untuk operasional perusahaan harus dikurangi dengan memberikan libur tambahan kepada karyawan, hal ini akan berdampak pada kapasitas atau efisiensi industri tersebut.

Kondisi ini juga berlaku bagi perusahaan pelat merah, tidak peduli bentuk industri yang dijalankan. BUMN berbasis industri membutuhkan tenaga kerja, dan jika manajemen dan karyawan harus mengambil libur tambahan, hal ini akan mengurangi kemampuan perusahaan.

Baca Juga  Memahami Aturan Bagasi, Informasi bagi Calon Penumpang KAI

Tauhid menambahkan, meskipun pemerintah bekerja selama lima hari, mengurangi waktu kerja BUMN akan menjadi suatu kerugian. Meskipun dia tidak menolak ide tersebut, dia menyarankan agar waktu yang ada lebih baik dimanfaatkan untuk aktivitas yang dapat meningkatkan produktivitas, seperti keputusan-keputusan penting yang dapat dihasilkan pada akhir pekan.

Alasan dari Erick Thohir untuk memberikan opsi libur tambahan kepada karyawan BUMN adalah untuk menjaga kesehatan mental para karyawan. Menurutnya, kesehatan mental, terutama bagi kaum milenial, perlu dijaga karena 70 persen dari mereka memiliki keterkaitan erat dengan isu kesehatan mental.

Baca Juga  Pengarahan Sri Mulyani, Bea Cukai Dorong Perbaikan Layanan dan Kolaborasi dengan Pihak Terkait

Kesehatan mental menjadi isu penting di Indonesia, seperti yang dinyatakan dalam data Kementerian Kesehatan tahun 2018, di mana setidaknya satu dari 16 orang berusia 15 tahun ke atas terdiagnosa mengalami depresi.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *