Jakarta – Seperti dalam kisah dongeng, Hajrah, seorang wanita asal Makassar, Sulawesi Selatan, dengan tekad bulat memutuskan meninggalkan tanah kelahirannya untuk mencari peruntungan di Ibukota.
Meskipun awalnya bingung dengan langkah yang harus diambil, Hajrah akhirnya berhasil mengatasi tantangan di Ibukota dengan menjadi agen BRILink. Bahkan, dia berhasil membuka cabang di kampung halamannya.
Perjalanan Hajrah dimulai pada tahun 2018, ketika pada usia 26 tahun, dia diusulkan oleh kakaknya untuk melanjutkan usaha kelontong sembako bersama agen BRILink. Sang kakak harus pindah domisili, kembali ke Tanah Celebes untuk urusan lain.
Akhirnya, Hajrah bersama suaminya menilai nilai toko dan aset terkait. Totalnya ternyata sesuai dengan modal yang dimiliki. Meskipun terdapat sedikit kekurangan, namun bisa disiasati dengan mengambil alih bisnis kakaknya. Sisa kekurangannya, bisa dicicil. Sejak saat itu, Hajrah resmi mengambil alih toko kakaknya, yang kemudian diberi nama Toko Nazla.
Hajrah mantap menjadi agen BRILink. Pengalaman kakaknya yang sudah lebih dahulu terjun dalam bisnis tersebut menjadi pedoman baginya. Hal ini membuat Hajrah memahami celah-celah bisnis, serta dapat menghindari penipuan atau kerugian potensial lainnya.
Hajrah menceritakan, dia pernah mengalami kehilangan barang dagangan seperti karung beras, minyak, dan tepung yang dicuri oleh pencuri meskipun telah dipasang CCTV di toko. Namun, dia hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan. “Saya hanya menyelesaikan bagian saya, rezeki selanjutnya pasti akan datang untuk modal usaha,” ujarnya.
Tak hanya itu, Hajrah juga mengalami pelanggan yang menjadi korban penipuan. Sebagai contoh, pelanggan yang seharusnya mendapat hadiah puluhan juta rupiah dari transaksi BRILink malah harus mentransfer uang beberapa kali untuk pembayaran hadiah yang tak pernah datang.
“Saya sudah diingatkan oleh kakak untuk tidak menerima transfer jika uangnya belum ada. Itu akan membuat pelanggan tertipu, dan kita yang akan mendapat masalah,” kata Hajrah, mengikuti nasihat kakaknya.
Selain itu, Hajrah juga sering mendapat arahan dari Petugas Agen BRILink (PAB), yang menjadi mentornya, agar dapat menghindari berbagai macam penipuan. Dengan demikian, Hajrah belum pernah mengalami kerugian akibat penipuan.
Kelebihan lainnya, Hajrah sangat cermat dalam bertransaksi. Dia tidak hanya rajin menyetor di BRI, tetapi juga teliti dalam memeriksa keaslian uang. Dia berhati-hati agar tidak menerima uang palsu dan rutin melakukan setoran di Bank BRI terdekat.
Sebagian besar pelanggan Agen BRILink adalah para pedagang kecil di sekitar lokasi. Mereka termasuk pengrajin sepatu, tukang jahit, dan penjaga toko yang melakukan setoran ke pemiliknya.
“Contohnya, ada seorang pedagang dari Madura yang memiliki 10 toko di sini. Setoran dari 10 penjaga toko tersebut dibagikan antara mereka dan pemiliknya. Dengan cara ini, 10 petugas toko dapat melakukan transaksi perbankan ke pemiliknya,” ungkap Hajrah.
Dengan hasil percakapan baik dari bisnis sembako dan menjadi agen BRILink, pendapatan Hajrah semakin meningkat.
Hajrah mengakui bahwa hasil dari menjadi agen BRILink telah membantunya dalam menabung untuk mendaftar haji. “Namun, masih ada antrian yang panjang,” tambahnya.
Selain itu, Hajrah juga berhasil membuka cabang Agen BRILink di kampung halamannya. Dia mempercayakan kelolaan cabang tersebut kepada keluarga dan kerabatnya.
“Namun, di daerah tersebut, kendalanya adalah jaringan internet yang kurang stabil, berbeda dengan di Jakarta yang lebih baik. Tetapi, saya yakin semuanya akan berjalan lancar karena didukung oleh keluarga dan kerabat sendiri,” ujarnya.
Hajrah bersyukur dapat menjadi agen BRILink. Baginya, rezeki tidak hanya datang dari pendidikan tinggi, tetapi juga dari kegigihan dan konsistensi dalam menjalankan usaha, apa pun itu.
“Siapapun saya, saya hanya seorang penjual sembako. Namun, saya bersyukur karena telah mendapat banyak manfaat secara ekonomi dari menjadi agen BRILink. Dari sekadar pendapatan tambahan, kini telah menjadi sumber pendapatan utama. Semoga bisnis ini terus berjalan lancar,” harapnya.(BY)