TOGE Goreng Warung Khas Betawi Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Kekinian

Toge gorengan warung khas Betawi
Sarif, penjual toge goreng betawi di arena Pekan Raya Jakarta 2023.

Jakarta – Toge goreng khas Betawi tetap eksis di tengah gempuran makanan kekinian yang sedang tren. Meskipun kuliner modern semakin merajalela, penjual toge goreng di Jakarta masih bisa ditemui di pinggiran jalan atau pasar tradisional, serta acara budaya seperti Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair.

Toge goreng, makanan khas Betawi yang terinspirasi oleh masakan Sunda, menghadirkan citarasa yang unik dan menggugah selera. Meskipun namanya toge goreng, sebenarnya proses pembuatannya tidak melalui proses menggoreng, melainkan direbus.

Saus oncom yang melimpah dan melapisi mie kuning, tahu, dan kucai, memberikan sensasi lezat dan nikmat dengan cita rasa manis, asam, dan gurih. Rasanya juga membuat perut terasa kenyang saat disajikan bersama lontong atau ketupat.

Toge goreng juga menjadi salah satu hidangan yang hadir di Pekan Raya Jakarta 2023, yang sedang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, dan akan berlangsung hingga 16 Juli mendatang. Penjual toge goreng harus bersaing dengan berbagai macam kuliner lainnya yang turut meramaikan acara tersebut.

“Saya sering berdagang di acara-acara besar, kadang juga menjual kerak telor dan soto Betawi,” kata Sarif, seorang pedagang toge goreng di Pekan Raya Jakarta 2023, saat diwawancarai oleh MNC Portal.

Sarif menyadari bahwa di sekitarnya terdapat banyak penjual makanan kekinian yang lebih populer dan familiar di telinga anak muda. Namun, ia tetap memilih untuk menjual toge goreng dengan bangga, sebagai bentuk pelestarian kuliner tradisional Betawi.

“Kami lebih mengutamakan budaya. Pekan Raya Jakarta ini berkaitan dengan Jakarta dan Budaya Betawi. Toge goreng ini berasal dari Betawi,” ucap Sarif dengan penuh semangat.

Toge goreng, menurut Sarif, adalah makanan yang unik karena meskipun namanya “goreng,” tetapi tahapan memasaknya justru dengan merebus.

“Nama makanannya toge goreng, tapi sebenarnya di dalamnya direbus. Isiannya terdiri dari toge, mi kuning, tempe, oncom, tauco, kerupuk kecap sambel, dan ketupat,” jelas Sarif.

Meskipun di sekelilingnya terdapat persaingan dari berbagai kuliner kekinian, Sarif tidak gentar dan yakin bahwa toge goreng buatannya memiliki cita rasa yang istimewa. Toge goreng tetap diminati oleh beragam kalangan.

“Kalau dari rasa, boleh diadu kok,” tutur Sarif dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Toge goreng menjadi bukti bahwa makanan tradisional dapat bertahan dan tetap populer di tengah arus kuliner modern yang terus berkembang. Dengan tetap melestarikan makanan khas Betawi seperti toge goreng, warung-warung di Jakarta memberikan kontribusi yang berarti dalam mempertahankan warisan budaya kuliner yang kaya dan lezat.{by}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *