Jakarta – Setelah rapat dengan Komisi I DPR RI, Mahfud Md kembali mengungkapkan penolakannya terhadap tawaran menjadi bakal cawapres Anies dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Mahfud menyoroti potensi pecahnya Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies sebagai alasan utama penolakannya.
Mahfud awalnya berbicara tentang pesannya kepada Denny Indrayana untuk menjaga tiket Anies maju dalam pemilihan presiden. Menurutnya, pesan tersebut juga ia sampaikan kepada Presiden PKS, Syaikhu, yang sempat mengunjungi rumahnya.
“Saya pesan ke Denny, tolong itu dijaga, jangan sampai ada kegagalan dari internalnya. Pemerintah tidak akan ikut campur dalam hal tersebut,” ujar Mahfud di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (5/6).
Selanjutnya, Mahfud menceritakan pengalaman ketika ia ditawari menjadi pendamping Anies dalam Pilpres 2024. Namun, ia menolak tawaran tersebut dari Syaikhu.
“Saya juga menyampaikan hal itu kepada Ketua Umum PKS, Pak Syaikhu, saat beliau datang ke rumah saya dan menjajaki ‘Bagaimana jika Anda menjadi cawapresnya Anies?’ Saya menjawab, ‘Jangan saya, khawatir akan memecah koalisi’,” cerita Mahfud mengenang momen tawaran tersebut.
“Apabila koalisi tidak setuju, Anies tidak akan mendapatkan tiket, dan jika partai koalisi keluar, itu akan berdampak besar. Saya juga menyampaikan pesan yang sama kepada Denny. Jadi, saya akan menjaga jalannya pemilu agar pemilihan dapat berlangsung dengan baik,” tambahnya.(*/des)